Kotawaringin Barat, Borneo24.com – Tidak banyak orang yang tau tentang Astana Al Nursari, khususnya generasi muda yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat. Padahal dibangunnya Astana Al Nursari menunjukkan adanya kewibawaan daerah kerajaan ketika itu.
Astana Alnursari di Kotawaringin Lama Astana Alnusari dibangun oleh Pangeran Paku Sukma Negara yang merupakan Sultan Ke-XII dari Kerajaan Kutaringin pada tahun 1857 Putra dari Raja ke IX Sultan Pangeran Ratu Imanudin, fungsi dari Astana Alnursari ini bukanlah sebagai Pusat Pemerintahan dan tempat tinggal Raja, meskipun Raja ke-XII tinggal di Astana Alnursari ini, Yang Mulya Pangeran Paku Sukma Negara menempati Astana alnusari, karena Beliaulah pemilik dan yang membangunnya, Astana Alnusari tidak lebih lebih merupakan tempat tinggal kerabat dan keluarga dekat Paduka Yang Mulia Raja ke-XII Sultan Pangeran Paku Sukma Negara, saat sekarang menjadi Situs Sejarah yang dilindungi.
Astana Alnursari merupakan astana/istana tertua di Kotawaringin Barat yang secara administratif terletak di Jl. Merdeka Kelurahan Kotawaringin Hulu, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Sebagai salah satu cagar budaya, Astana Al Nursari telah mengantongi sertifikasi warisan budaya dari Balai Cagar Budaya (BCB). Di tempat inipun terdapat berbagai peninggalan sejarah kesultanan Astana Al Nursari.
Bangunan Astana Al Nursari ini menggunakan konstruksi atap, dinding dan lantai dari kayu dan berbentuk rumah panggung. Ruangan di dalamnya terdiri dari beberapa yaitu ruang depan, ruang tengah, ruang dapur dan pelataran. Kompleks Astana ini memiliki luas kurang lebih 2 hektar.
Disamping kiri Astana Alnursari terdapat sebuah bangunan yang diberi nama Pa’agongan, yang digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda Pusaka Kerajaan, salah satunya adalah “Meriam Beranak”. Seiring bergantinya waktu, yang menempati Astana Alnursari ini adalah keturunan-keturunan dari Pangeran Paku Sukma negara sebagai pewarisnya, yaitu putera laki-lakinya. Pangeran Paku Sukma Negara mempunyai 3 (tiga) orang putera, yaitu : Pangeran Bagawan Kesuma Alam (bergelar “Raja Muda Kutaringin”), Pangeran Kelana Perbuwijaya (Perdipati Kutaringin – Perdana Menteri Kerajaan) dan Pangeran Penghulu
Pangeran Bagawan Kesuma Alam mempunyai anak, antara lain adalah Ratu Soerya Margasari dan Pangeran Kelana Perbuwijaya mempunyai anak yang bernama Pangeran Soerya. Yang kemudian kedua saudara sepupu ini, yaitu Ratu Soerya Margasari dan Pangeran Soerya, akhirnya menikah. Dari kekerabatan itu, maka keturunan inilah yang menjadi pewaris Kutaringin. Hasil Perkawinan sama-sama cucu Raja ke-XII Pangeran Paku Sukma Negara ini, kesemuanya dilahirkan di Astana Alnursari. Keturunan mereka antara lain; Putri Asifah Indra Majelis, Gusti Doemai Anas, dan Gusti Mashuda Anas. Gusti Doemai Anas mempunyai Putra Antara Lain Gusti Djendro Suseno, Gusti Alnasri, Raden Roro Kasyantini, dan yang saat ini menempati Astana Alnursari adalah Gusti Samudra (Putra almarhum Gusti Suseno) Generasi ke-6 dari Pangeran Paku Sukma Negara.
Yang masih dekat kekerabatan juga anak dari Almarhum Gusti Mashuda antara lain : Gusti Zahril, Gusti Sarimatora, Drs. H. Gusti Imansyah (Kepala Dinas Pariwisata sekarang), Gusti Hidayatullah, Gusti Salehansyah, Utin Margawati, Gusti Rasydinsyah. Drs. H. Gusti Imansyah (Kepala Dinas Pariwisata) yang merupakan Generasi ke-4 pada tahun 70-an pernah berdiam di Astana Alnursari ini bersama neneknya Ratu Soerya, cucu dari Pangeran Ratu Sukma Negara Sultan.