Kuota Biodiesel Tahun 2023 Ditarget Capai 13 Juta KL

oleh
(Foto: Kementerian ESDM).

Jakarta, Borneo24.comPemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, pelaksanaan program mandatori campuran biodiesel 35% ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar (B35) bisa berjalan pada Januari tahun 2023. 

Dengan jalannya kebijakan B35 itu, Kementerian ESDM memastikan kuota biodiesel yang akan dipakai untuk campuran BBM solar itu mencapai 13 juta Kilo Liter (KL).

Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan implementasi B35 di Indonesia diharapkan akan berjalan mulai Januari 2023 mendatang.

“Diharapkan program B35 dapat diimplementasikan mulai Januari 2023,” katanya dalam keterangan yang diterima Jumat (16/12/2022).

Mengacu pada proyeksi penyaluran Biosolar tahun 2022 sebesar 36.475.050 kiloliter (kL), serta asumsi pertumbuhan permintaan/demand sebesar 3%, diperkirakan penjualan Biosolar di tahun 2023 akan mencapai angka 37.567.411 juta kL.

Adapun estimasi kebutuhan Biodiesel untuk mendukung implementasi B35 sebesar 13.148.594 kL, atau meningkat sekitar 19% dibandingkan alokasi tahun 2021 sebesar 11.025.604 kL.

Bahwa peningkatan pencampuran Biodiesel menjadi B35 telah melalui serangkaian uji, baik yang dilakukan di laboratorium, maupun melalui pelaksanaan Uji Jalan B40. Kegiatan uji jalan ini telah berlangsung sejak Juli 2022 hingga akhir Desember 2022, dimana secara umum memberikan gambaran performa yang baik.

Selain itu implementasi B35 juga sudah mempertimbangkan kesiapan BU BBN dan BU Bahan Bakar Minyak/BBM, baik dari aspek kesiapan pasokan, distribusi, termasuk infrastruktur penunjang.

Sejalan dengan peningkatan persentase campuran Biodiesel menjadi B35, telah dilakukan perbaikan mutu Biodiesel melalui Keputusan Dirjen EBTKE Nomor: 195.K/EK.05/DJE/2022 tanggal 9 Desember 2022 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel sebagai Bahan Bakar Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa peningkatan persentase ini tidak menganggu kinerja dari mesin diesel.

Untuk itu, besaran alokasi B35 tahun depan akan mencapai 13 juta Kilo Liter (kL). Dadan menyebutkan, hal tersebut berdasarkan perhitungan dan pertimbangan pertumbuhan konsumsi BBM Solar dalam negeri.

“Berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan konsumsi BBM, alokasi Biodiesel untuk program B35 tahun 2023 diperkirakan di kisaran 13 juta kL,” ujarnya

Dadan klaim pemerintah siap dalam implementasi B35. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji coba B40 yang tidak menunjukkan kendala yang signifikan.

“10 dari 12 kendaran yang digunakan pada uji jalan tersebut, telah selesai melaksanakan uji jalan dengan hasil tidak terdapat kendala yang signifikan yang selanjutnya akan ditetapkan Spesifikasi Biodiesel untuk B35,” ungkapnya.

Selain itu, Dadan menambahkan, rencana implementasi B35 adalah sebagai bentuk antisipasi pemerintah atas meningkatnya harga minyak dunia dan untuk mengurangi impor solar.

Hal tersebut turut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto usai sidang kabinet paripurna pada tanggal 6 Desember 2022.

“Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Menko Bidang Perekonomian setelah sidang kabinet paripurna pada tanggal 6 Desember 2022, kebijakan B35 diambil sebagai antisipasi atas meningkatnya harga minyak dunia dan untuk mengurangi impor solar,” jelasnya.

Adapun, Airlangga menyebut, penerapan B35 ini diharapkan juga bisa menekan impor BBM RI. Airlangga meyakini, dengan jalannya B35 tersebut, bisa juga mengurangi ketergantungan Indonesia dari impor BBM.

“Arahan Presiden (Jokowi) tahun depan dibuatkan mekanisme implementasi B35 yang direncanakan baik. Karena saat sekarang ini, harga biodiesel lebih rendah dari biosolar, maka biodiesel tak disubsidi dengan harga seperti ini,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto dalam keterangan persnya terkait Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Selasa (6/11/2022).

Seperti diketahui, sejak beberapa bulan lalu dunia tengah mengalami krisis BBM, utamanya Solar. Hal ini salah satunya juga dipicu oleh terbatasnya pasokan BBM asal Rusia sejak embargo komoditas energi Rusia digaungkan akibat serangan Rusia ke Ukraina mulai 24 Februari 2022 lalu.

Ini turut berdampak pada harga Solar non subsidi di dalam negeri yang terus naik selama beberapa bulan terakhir. Terbaru, harga Solar non subsidi di Desember 2022 naik menjadi hingga Rp 18.800 per liter.

Harga Dexlite yang dijual Pertamina misalnya, per 1 Desember 2022 ini harganya naik menjadi Rp 18.300 per liter dari Rp 18.000 per liter pada November 2022. Begitu juga dengan Pertamina DEX naik menjadi Rp 18.800 per liter dari sebelumnya Rp 18.550 per liter. (***)

No More Posts Available.

No more pages to load.