Berikut Data Pengangguran di Pulpis Sejak 2011 Sampai 2018.

oleh
oleh

PULANG PISAU – Meningkatnya jumlah pengangguran di Kabupaten Pulang Pisau yang mencapai 2,15 persen untuk tahun 2018, dikeranekan berbagai faktor. Namun hal ini di duga kuat karena gejolak harga komoditas dan faktor produksi, sehingga mempengaruhi lapangan pekerjaan di masyarakat Bumi Handep Hapakat atau julukan dari Kabupaten Pulang Pisau.

Peningkatan jumlah pengangguran di Pulang Pisau ini, dapat di lihat melalui website Badan Pusat Statistik (BPS) yakni kalteng.bps.go.id, berdasarkan data tersebut terlihat dari sejak tahun 2011 lalu jumlah pengangguran pulpis meningkat 5.05 persen, 2012 menurun 2.52 persen, 2013 menurun tipis 2.30 persen, 2014 kembali meningkat 4.28 persen, 2015 menurun lagi 3.29 persen, 2017 turun 1.62 persen dan 2018 meningkat lagi 2.15 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulang Pisau Drs. Ceptedy, Kamis (28/2/2019) mengatakan, bahwa jumlah pengangguran di Kabupaten Pulang Pisau meningkat 2,15 persen untuk tahun 2018, di bandingkan pada tahun 2017 lalu pada posisi 1,62 persen.

Peningkatan tersebut menurutnya juga dikarenakan gejolak harga komoditas dan faktor produksi yang dapat mempengaruhi lapangan pekerjaan masyarakat.

Jumlah pengangguran itu meningkat, menurutnya juga disebabkan harga karet yang tidak stabil, sementara petani-petani di pulpis cukup banyak mengandalkan pekerjaan itu. Dan karena faktor itu lah, cukup banyak petani yang terpaksa berhenti bekerja.

Selai petani karet, juga menambah jumlah pengurangan tenaga kerja di perusahaan sawit, sambung Ceptedy, juga berdampak pada jumlah pengangguran. ” Meningkatnya jumlah pengangguran ini, juga dampak dari harga-harga perkebunan yang mulai menurun baik itu sawit maupun karet. Dan ini juga dampak dari pengaruh Global,” tandasnya. (RP/01)