Kotawaringin Timur, Borneo24.com – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memperbaiki dua jalan di Sampit yaitu HM Arsyad dan Iskandar menggunakan teknologi CTRB (cement treated recycling base) atau daur ulang karena dinilai mempunyai kelebihan dibanding teknologi yang selama ini digunakan di daerah ini.
Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor didampingi Sekretaris Daerah Fajrurrahman meninjau perbaikan Jalan HM Arsyad yang sedang berlangsung. Dia juga meninjau Jalan Iskandar yang juga segera diperbaiki menggunakan teknologi CTRB.
Teknologi CTRB merupakan teknologi daur ulang dengan cara menstabilisasi lapis pondasi terutama agregat dengan semen.
Daur ulang dengan CTRB, dilaksanakan pada jalan aspal atau agregat atau Kerikil yang perlu distabilisasi atau ditingkatkan kemampuan daya dukungnya dengan menambahkan semen sebagai bahan lapis pondasi atau lapis pondasi bawah.
Material yang digunakan terdiri dari kerikil atau agregat, lapisan aspal eksisting dan semen. Alat yang diperlukan untuk perbaikan jalan dengan teknologi CTRB yaitu recycler mechine dan water tanker.
Saat meninjau di Jalan Iskandar, Halikinnor menanyakan secara rinci rencana pengerjaan jalan tersebut kepada tim teknis. Dia meminta perbaikan segera dikerjakan sehingga rampung tepat waktu dan kualitasnya tinggi.
“Jalan ini akan diperbaiki dengan teknologi yang sama sehingga Insya Allah mulus dan akan terus
disambung. Termasuk juga daerah-daerah lain yang nanti akan dibangun infrastrukturnya. Kita perbaiki semua yang ada supaya masyarakat kita bisa beraktivitas dengan baik dan ekonomi bisa berjalan,” jelas Halikinnor.
Perbaikan jalan menjadi perhatian serius pemerintah daerah karena merupakan akses utama bagi masyarakat, apalagi selama ini jalan yang banyak diharapkan masyarakat. Ini juga sesuai target mewujudkan Sampit bebas banjir maka jalan dan drainasenya harus bagus.
“Di pedalaman juga terus kita bangun. Saya ingin jalan di desa-desa kalau bisa beraspal, minimal
agregat A atau B. Makanya mulai tahun 2023 semua desa minimal anggaran masuk Rp200 juga, selain dari Dana Desa dan dana yang sudah kita programkan. Jadi tidak ada lagi desa yang tidak kebagian. Ini sistem pemerataan untuk 168 desa,” demikian Halikinnor.
Kepala Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotawaringin Timur, Mentana menjelaskan, metode daur ulang CTRB meliputi lapisan aspal yang ada dikupas dan dimanfaatkan dengan dicampur batu dan semen menggunakan alat khusus, setelah itu dilapis aspal lagi.
Teknologi ini lebih efektif untuk memperbaiki jalan tanpa meninggikan. Sepeti Jalan HM Arsyad yang posisinya sudah cukup tinggi, jika ditinggikan lagi maka kasihan bangunan warga akan lebih rendah dari jalan.
Metode ini dinilai efektif karena bahan yang ada bisa dimanfaatkan lagi atau didaur ulang dan hasilnya lebih kuat. Waktunya juga relatif lebih efektif dan efisien. Ditargetkan awal Desember sudah selesai.
Mentana menambahkan, dari sisi biaya memang sedikit lebih mahal karena ini metode baru
dilaksanakan di Kotawaringin Timur dan memerlukan peralatan khusus yang harus didatangkan.
Namun, dari segi kualitas dan efektivitasnya dinilai cukup efisien. Untuk perbaikan Jalan HM Arsyad 2,4 kilometer akan menghabiskan biaya Rp10,4 miliar.
Perbaikan dilakukan untuk satu lajur dulu karena menyesuaikan anggaran. Sementara itu perbaikan Jalan Iskandar sepanjang 500 meter akan menghabiskan biaya sekitar Rp1,2 miliar. Biaya lebih mahal karena ada tambahan semen dan material lain, serta perlu peralatan khusus yang harus didatangkan. Tidak semua rekanan mempunyai alat tersebut
Contohnya untuk di Sampit, baru satu pengusaha yang mempunyai alat itu. “Sebenarnya ini teknologi lama, tetapi untuk di Sampit baru kali ini kita gunakan tutup mentana(***)