Meskipun jumlah pengangguran di pulang pisau banyak, namun tingkat kemiskinan menurun.

oleh
oleh

PULANG PISAU – Meski jumlah pengangguran di tahun 2018 mengalami peningkatan yang siknifikan pada angka 2,15 persen dibandingkan tahun 2017 lalu yang hanya pada posisi 1,62 persen. Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dinilai masih cukup berhasil mengurangi angka kemiskinan di Bumi Handep Hapakat.

Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulang Pisau Drs. Ceptedy, Kamis (28/2/2019) membenarkan, saat ini Kabupaten Pulang Pisau menempati posisi paling rendah ke lima se Kalimantan Tengah (Kalteng) setelah Kota Waringin Barat (Kobar) dimana angka kemiskinan berada di bawah rata-rata angka, kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah 5,17 persen.

Kabupaten Pulang Pisau menurutnya berhasil turun di Tahun 2018 pada posisi 4,51 persen dibandingkan tahun 2017 yang lalu angkanya berada pada posisi 5,19 persen. Keberhasilan ini di bawah kobar yang berhasil turun di angka 4,27 persen.

“Kemiskinan itu kan di tentukan oleh garis kemiskinan, jadi ketika garis kemiskinan itu mendekati 400 ribu perkapita. Tapi ketika garis kemiskinan itu naik, dan orang yang pendapatannya sebelumnya di atas 500 ribu dan kini terus berada di posisi 500 ribu kebawah, maka ia akan berada di bawah garis kemiskinan,” beber Ceptedy menjelaskan kepada Reporter Borneo24.com

Dikatakan Ceptedy, orang yang disebut miskin itu, adalah orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Sambung Ceptedy, ketika garis kemiskinan itu tetap, tetapi tingkat pendapatan masyarakat meningkat, maka mereka bisa naik di atas garis kemiskinan.

Adanya penurunan itu, sambung Ceptedy, cukup banyak Faktor yang bisa mepengaruhi, diantaranya daya beli masyarakat, komsumsi masyarakat, dan termasuk pengeluaran konsumsi masyarakat. ” Kita lihat dari tahun 2016 ke 2017 itu kita mengalami peningkatan konsumsi, dan jika peningkatan konsumsi itu naik, maka bisa di ansumsikan pendapatan masyarakat juga meningkat,” beber Ceptedy yang di tambahkan oleh Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Lusia Natalia Dewi Darajati, SP, ME menjelaskan.

Lebih lanjut Lusia panggilan akrapnya ini mengatakan, jika pendapatan masyarakat itu meningkat maka bisa mengurangi jumlah orang miskin tersebut. Dan faktor pendukung lainnya, karena saat ini infrastruktur daerah juga mulai dipermudah atau terbantu, diantaranya akses keluar masuk usaha masyarakat menjadi mudah.

“Salah satu pendukung menurunnya angka kemiskinan ini, juga di tunjang dari infrastruktur yang sudah masuk ke desa-desa, dan termasuk penggunaan Dana Desa (DD) untuk pembangunan infrastruktur desa itu sendiri,” tandasnya.(RP/01)