Kalimantan Tengah, Borneo24.com – Provinsi Kalimantan Tengah per minggu ke empat Desember 2022 memiliki stok beras sebanyak 16.803 ton termasuk stok di gudang PERUM BULOG Divre Kalteng baik Beras CBP dan Komersil sebanyak 3.369 Ton.
Stok beras ini siap disalurkan ke pasar-pasar di Kalteng guna memenuhi kebutuhan hingga awal Tahun Baru 2023. Sesuai data sementara KSA BPS, produksi beras tahun 2022 berdasarkan produksi gabah sebesar 353.864,63 ton GKG (gabah kering giling) setara dengan beras 233.338,34 ton Beras.
Kondisi stok beras saat ini berdasarkan data Neraca Pangan Strategis Kalteng 16.803 ton mencukupi untuk kebutuhan Kalteng hingga awal tahun 2023.
Berdasarkan proyeksi KSA BPS pada bulan Januari dan Februari 2023 akan ada tanaman yang siap dipanen seluas 15.739 Ha dengan proyeksi produksi 45.645 GKG setara dengan 30.098 ton beras dan terus akan berlanjut puncak panen pada bulan Maret – April 2023.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Prov. Kalteng Sunarti di Palangka Raya, Rabu (28/12/2022).
“Kondisi produksi padi Kalteng ini tentu karena berbagai upaya peningkatan produksi telah dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian melalui Program Strategis Nasional Food Estate (PSN FE) antara lain, penggunaaan benih varietas unggul bermutu, pemupukan yang berimbang, pengelolaan tata kelola pengairan, pengendalian hama terpadu, bantuan sarana produksi (bantuan pemerintah), pengolahan tanah, serta penanganan pasca panen, meskipun menghadapi tantangan yang cukup berat di tengah kondisi fenomena iklim yang tidak menentu, harga sarana produksi yang terus mengalami kenaikan,” terang Sunarti.
Ia menjelaskan, menjelang Natal hingga Tahun Baru kebijakan Pemprov Kalteng akan berlanjut hingga memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2023 dengan terus melakukan berbagai terobosan/intervensi mendekatkan, memotong rantai distribusi/pasok dan memberikan insentif/subsidi semua bahan pangan pokok terutama beras lokal (preferensi Pera), cabe, bawang merah, telur dan daging (ayam, sapi/babi) yang merupakan komoditas penyumbang tingginya angka inflasi di Kalteng dengan menggelar pasar murah dan pasar penyimpang secara berkelanjutan dan simultan di tingkat Kabupaten/Kota.
Upaya ini dalam menstabilkan harga, menggerakkan semua stakeholder sebagai bukti kehadiran Pemerintah, TNI, Polri dan swasta untuk berkolaborasi membantu masyarakat yang terdampak bencana (banjir) maupun akibat kebijakan penanganan pandemi serta kenaikan harga BBM.
Dengan melalui Satgas Pangan dan TPID yang secara terus menerus memantau perkembangan harga-harga sembako di pasar-pasar besar perkotaan sampai pasar pedesaan, melakukan germas penanaman Cabe dan Bawang Merah (BABE BERKAH), membagikan bantuan benih/bibit ke semua Kabupaten/Kota melalui organisasi kemasyarakatan/keagamaan/sosial, dll, sehingga stok bahan pangan di Kalteng dipastikan aman. (***)