Kalimantan Tengah, Borneo24.com – Oktober tahun 2022 ini Provinsi Kalteng mengalami penurunan inflasi dan berada di urutan empat setelah Provinsi Sumatera Barat, NTT, dan Kalimantan Selatan, dengan nilai inflasi sebesar 7,10%.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalteng Oktober 2022 tercatat deflasi sebesar 0,04% (mtm) dengan sumbangan Volatile Food (VF) -0,06%, Core Inflation (CI) 0,07% dan Administered Price (AP) -0,06%.
Serangan hama tungro menyebabkan terjadinya kegagalan pada beberapa sentra produksi padi sehingga mendorong inflasi pada komoditas beras sebesar 0,02%, sementara banjir di daerah Barito Utara, Lamandau, Pulang Pisau, dan Kapuas mengakibatkan hambatan distribusi kacang panjang. Daging ayam meningkat akibat harga pakan yang meningkat.
Memasuki akhir bulan Oktober, beberapa komoditas yang sempat stabil mengalami sedikit peningkatan, seperti bawang merah, beras, dan telur ayam.
Deputi Kepala Perwakilan BI Prov. Kalteng Magfur menyampaikan hal ini diakibatkan oleh bencana banjir di beberapa kabupaten di Kalteng yang menghambat jalur distribusi serta menggenangkan beberapa area lahan persawahan.
Berdasarkan data inflasi Kalimantan Tengah dari bulan Januari hingga Oktober, Bahan Bakar Rumah Tangga merupakan komoditas yang paling sering menjadi 10 besar penyumbang inflasi, dengan andil inflasi yang cukup besar yakni 0,07%.
Hal ini juga disusul dengan komoditas beras yang memiliki komoditas dengan rata-rata andil terbesar, dan cukup sering menjadi penyumbang inflasi terbesar, yaitu sebanyak 7x dari 10 bulan terakhir.
Sementara itu, perwakilan BPS Kalteng menyampaikan strategi dalam pengendalian inflasi bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu menjaga ketersediaan stok dan keterjangkauan harga pangan terutama beras; menjaga keamanan stok dan keterjangkauan harga holtikultura yang cenderung naik menjelang akhir tahun akibat bencana alam; antisipasi kenaikan harga tiket pesawat menuju akhir tahun; dan memastikan harga bahan bakar rumah tangga (gas elpiji) tetap sesuai aturan. (***)