Jakarta, Borneo24 – Tepat pada tanggal 10 april 2019 pukul 20:00 waktu setempat, para ilmuwan akhirnya menemukan gambar Black Hole atau lubang hitam untuk pertama kalinya. Gambar Black Hole diambil dengan teleskop radio yang disebut dengan Event Horizon Telescope (EHT). Secara khusus, teleskop tersebut menangkap gambar Supermassive Black Hole (SMBH) di pusat M87 (alias. Virgo A), galaksi elips supergiant di konstelasi Virgo.
“Kami telah mempelajari Black Hole begitu lama sehingga kadang-kadang mudah untuk melupakan bahwa tidak ada dari kita yang pernah melihatnya,” kata direktur National Science Foundation France Cordova hari ini dalam konferensi pers yang mengumumkan pencapaian tim yang diadakan di National Press Club di Washington DC.
Gambar tersebut menunjukkan “cincin api” yang sangat terang, seperti yang dijelaskan oleh Prof Falcke, “cincin api” itu mengelilingi lubang hitam yang melingkar sempurna. Halo (femonomena optis berupa lingkaran cahaya) terang disebabkan oleh gas super panas yang jatuh ke dalam lubang. Cahaya lebih terang terdiri dari gabungan miliaran bintang lain di galaksi. Itulah sebabnya Black Hole dapat dilihat pada jarak yang begitu jauh dari Bumi.
Tepi lingkaran gelap di tengah adalah titik di mana gas memasuki Black Hole, yang merupakan objek yang memiliki tarikan gravitasi yang begitu besar, bahkan cahaya pun tidak bisa lepas.
Dengan menggabungkan antena radio dan data dari beberapa stasiun interferometri baseline (VLBI) yang sangat lama, EHT mampu mencapai tingkat resolusi yang memungkinkan para ilmuwan untuk melihat lingkungan di sekitar Black Hole (alias peristiwa horizon).
Apa itu Black Hole? Black Hole atau Lubang hitam adalah titik-titik di ruang angkasa yang sangat padat sehingga menciptakan gravitasi yang dalam. Di luar wilayah tertentu, bahkan cahaya pun tidak bisa lepas dari tarikan gravitasi black hole yang kuat. Dan segala sesuatu yang terlalu dekat, entah itu bintang, planet, atau pesawat ruang angkasa akan ditarik dan dikompresi seperti dempul dalam proses teoretis yang dikenal sebagai spagettifikasi. Spagettifikasi sendiri adalah suatu materi yang masuk ke Black Hole akan meregang layaknya seperti spageti.
Black Hole supermasif yang diprediksi oleh teori relativitas umum Einstein, dapat memiliki massa yang setara dengan milyaran matahari; monster kosmik ini kemungkinan bersembunyi di pusat sebagian besar galaksi. Bima Sakti menampung Black Hole supermasifnya sendiri di pusatnya yang dikenal sebagai Sagitarius A * (diucapkan “bintang ay”) yang lebih dari empat juta kali lebih masif dari matahari kita.
Mengapa Black Hole bentuknya seperti itu? Memang karena bagian tengah Black Hole dapat menyerap semua cahaya yang melintas. Sedangkan cahaya yang melintas sedikit di luar, mereka dapat berhasil keluar. Tapi akibatnya, cahayanya menjadi melingkari Black Hole itu sendiri.
Dengan peringatan akan penemuan besar ini, semoga ilmu astronomi menjadi salah satu ilmu yang kita sukai dan mencintai objek-objek yang menakjubkan di luar angkasa sana.