Jakarta, Borneo24.com – Buta warna merupakan kondisi yang terjadi ketika seseorang tidak mampu melihat perbedaan di antara warna-warna tertentu. Kondisi ini biasanya diwariskan dari keluarga.
Sebagian besar penderita buta warna tidak dapat membedakan antara beberapa warna merah dan hijau. Sementara sebagian lainnya kesulitan membedakan warna kuning maupun biru.
Jenis-Jenis Buta Warna
Terdapat tiga jenis buta warna yang dapat diketahui, antara lain sebagai berikut ini:
1. Buta warna merah-hijau (red-green color blindness)
Buta warna jenis ini muncul saat photopigment di kerucut merah mata atau kerucut hijau tidak dapat berfungsi dengan baik. Beberapa tipe berikut termasuk dalam kategori ini:
- Deuteranomaly
Deuteranomaly adalah buta warna yang muncul ketika photopigment kerucut hijau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Warna kuning dan hijau terlihat lebih merah, dan sulit dibedakan dengan warna ungu.
- Protanomaly
Protanomaly terjadi ketika photopigment kerucut merah tidak berfungsi dengan baik. Warna oranye, merah, dan kuning terlihat lebih hijau, dan kurang cerah.
- Protanopia
Protanopia adalah tipe buta warna yang membuat penderita tidak memiliki sel kerucut merah. Akibatnya, warna merah akan tampak dan beberapa warna oranye, kuning, dan hijau terlihat kuning.
- Deuteranopia
Deuteranopia terjadi ketika penderita tidak memiliki sel kerucut hijau yang berfungsidengan baik, sehingga warna merah mungkin terlihat seperti kuning kecoklatan dan hijau tampak seperti krem.
2. Buta warna biru-kuning (blue-yellow color blindness)
Buta warna biru-kuning terjadi saat photopigment kerucut biru mata hilang atau tidak berfungsi. Jenis ini terbagi lagi dalam dua tipe berikut:
- Tritanomaly
Tritanomaly muncul saat sel kerucut biru hanya berfungsi secara terbatas. Warna biru jadi terlihat lebih hijau, dan penderita bisa sulit membedakan warna merah muda dengan kuning dan merah.
- Tritanopia
Tritanopia adalah jenis buta warna yang membuat Anda tidak memiliki sel kerucut biru. Sebagai akibatnya, warna biru akan tampak hijau, dan warna kuning terlihat abu-abu muda atau ungu.
3. Buta warna total (complete color blindness)
Buta warna total akan membuat penderita sama sekali tidak mampu membedakan warna dan penglihatannya mungkin tidak terlalu jelas. Tipe ini terbagi lagi dalam beberapa jenis berikut:
- Cone monochromacy
Cone monochromacy terjadi karena dua dari tiga foto sel kerucut (merah, hijau, atau biru) tidak berfungsi.
- Rod monochromacy
Rod monochromacy terjadi ketika penderita tidak memiliki sel kerucut dengan photopigment yang berfungsi baik. Akibatnya, dunia hanya tampak dalam warna hitam, putih, dan abu-abu.
Cahaya terang pun bisa menyakiti mata, dan penderita mungkin memiliki gerakan mata yang tidak terkendali.
Tanda dan gejala buta warna
Secara umum, gejala buta warna melputi:
- Kesulitan untuk membedakan warna merah, oranye, kuning, cokelat, dan hijau
- Warna-warna terlihat lebih kusam daripada orang dengan penglihatan normal
- Sukar membedakan warna ungu
- Merasa bingung untuk membedakan warna merah dengan hitam
Penyebab buta warna
Buta warna terjadi ketika sel-sel peka cahaya (fotoreseptor) di retina gagal merespons variasi panjang gelombang cahaya. Padahal, inilah yang memungkinkan seseorang melihat serangkaian warna.
Penyebab di balik buta warna maupun kondisi gagal repons tersebut belum diketahui dengan pasti. Naun para pakar kesehatan menduga bahwa ada sederet faktor yang mungkin meningkatkan risiko kondisi ini.
Faktor-faktor risiko buta warna tersebut meliputi:
- Faktor keturunan
Fotoreseptor di retina disebut batang dan kerucut. Bentuk-bentuk buta warna yang diwariskan dalam keluarga sering berkaitan dengan defisiensi atau ketiadaan kerucut ini.
- Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson disebabkan oleh kelainan saraf. Sel-sel saraf peka cahaya dalam retina bisa ikut terpengaruh ketika seseorang mengidap penyakit ini.
- Katarak
Kerutan lensa alami pada mata katarak dapat membuat warna jadi jauh lebih terang dari sebenarnya.
- Obat-obatan dan bahan kimia tertentu
Efek samping obat maupun bahan kimia tertentu dapat menyebabkan buta warna. Contoh obat ini meliputi digoxin, etambutol, chloroquine, hydroxychloroqine, phenytoin, dan sildenafil. Sementara contoh bahan kimianya berupa karbon disulfida dan styrene.
Selain itu, penggunaan obat antikejang bernama tiagabine telah terbukti mengurangi penglihatan warna pada sekitar 41 % penggunanya. Namun efeknya tidak permanen.
- Leber’s hereditary optic neuropathy (LHON)
LHON adalah kelainan saraf mata bawaan. Penyakit ini biasanya menyebabkan penderita mengalami buta warna merah-hijau.
Namun penderita LHON bisa saja tidak mengalami gejala buta warna, tapi menjadi pembawa (carrier) penyakit ini dan tetap memiliki tingkat buta warna tertentu.
- Sindrom Kallman
Sindrom Kallman adalah kelainan genetik yang membuat tubuh tidak bisa atau hanya mampu memproduksi sedikit gonadotropine-releasing hormone (GnRH). Buta warna dapat menjadi salah satu gejalanya.
- Faktor lainnya
Buta warna juga bisa terjadi akibat diabetes, glaukoma, multiple sclerosis, proses penuaan, kerusakan pada sel retina, serta cedera pada area bagian yang memproses kemampuan melihat.