Mengenal Diabetes Kering dan Basah, Berikut Cara Mencegahnya

oleh
Diabetes kering adalah istilah untuk kondisi yang ditandai dengan luka yang lebih cepat sembuh dan mengering. Sementara diabetes basah mengacu pada luka yang tampak seperti borok dan sulit sembuh.

Jakarta, Borneo24.com Istilah diabetes kering dan basah cukup akrab di telinga orang Indonesia. Padahal, dalam dunia medis, istilah ini sebenarnya tidak pernah ada.

Lantas, apa sebenarnya diabetes kering atau dan basah? Berikut penjelasan lengkapnya.

Mengenal Diabetes Kering dan Basah

Diabetes kering dan basah sebenarnya merujuk pada kondisi luka yang dialami penderita diabetes, serta kondisi tubuh penderita yang cenderung kurus.

Istilah diabetes kering atau penyakit gula kering, mungkin saja muncul saat menggambarkan luka luar yang dialami penderita diabetes. Luka diabetes kering biasanya lebih cepat sembuh dan mengering.

Sebenarnya, kondisi luka yang cepat sembuh dan mengering bisa saja terjadi pada sebagian penderita diabetes dengan kadar gula darah terkontrol dengan baik.

Misalnya, karena melakukan pengobatan diabetes secara teratur, dan rutin berkonsultasi ke dokter.

Sementara, apabila luka luar pada penderita diabetes sulit sembuh dan tampak seperti borok, kondisi ini kerap didefinisikan orang awam sebagai diabetes basah. 

Jadi, diabetes kering dan diabetes basah sama-sama tidak ada dalam kamus dunia medis. Perbedaan diabetes kering dan basah ada pada kondisi luka luar yang dialami penderita diabetes (diabetesi). 

Jenis Penyakit Diabetes Dalam Dunia Medis

Hanya ada tiga jenis penyakit kencing manis yang diakui oleh para pakar di dunia kesehatan, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. 

Meskipun sama-sama menandakan kadar gula darah yang tinggi, ada perbedaan dari ketiga jenis diabetes ini, yaitu:

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah bentuk diabetes yang umumnya disebabkan oleh kondisi autoimun. Biasanya, ini bisa diketahui sejak masih anak-anak atau remaja.

Diabetes tipe 1 terjadi karena sel-sel kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel penghasil insulin dalam pankreas yang dianggap sebagai benda asing. Akibatnya, jumlah insulin tidak cukup atau malah tidak ada sama sekali.

2. Diabetes tipe 2

Berbeda dengan diabetes tipe 1, kelenjar pankreas pada orang dengan diabetes tipe 2, masih bisa memproduksi insulin. Namun, sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efisien dalam mengolah glukosa menjadi sumber energi. 

Diabetes tipe 2 umumnya terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat. Memiliki obesitas jadi salah satu faktor yang membuat kamu lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.

3. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional adalah kondisi meningkatnya kadar gula dalam darah selama masa kehamilan. Diabetes ini umumnya terjadi pada trimester kedua, tepatnya di minggu ke-24 dan ke-28 kehamilan. 

Seorang wanita tidak harus mengalami penyakit diabetes sebelumnya untuk mengidap diabetes gestasional dan kondisi ini bisa saja hilang setelah melahirkan. 

Namun, risiko untuk mengalami diabetes melitus di kemudian hari tetap bisa terjadi. 

Mengapa luka diabetes sulit sembuh?

Pada diabetesi, tubuh mengalami kesulitan dalam mengelola glukosa, sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat. Hal ini memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka.

Maka dari itu, luka pada penderita diabetes biasanya sembuh lebih lama dan berkembang dengan cepat. Kondisi ini pula yang membuat orang menyebutnya sebagai diabetes basah.

Berikut adalah beberapa faktor yang mengakibatkan luka diabetes sembuh lebih lama: 

  • Kadar gula darah yang tinggi memperlambat penyembuhan luka
  • Sirkulasi darah yang buruk, yakni kadar gula darah tinggi juga meningkatkan kekentalan darah
  • Sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi membuat luka lebih lama sembuh
  • Gula darah tinggi mencegah sel kekebalan tubuh melawan bakteri, sehingga menyebabkan infeksi pada luka diabetes.

Cara mencegah luka diabetes

Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah terjadinya luka diabetes:

1. Kontrol kadar gula darah agar tetap stabil

Mengontrol gula darah tetap normal adalah adalah cara terbaik mencegah luka diabetes. 

Untuk melakukannya, pengidap diabetes perlu menjalani pengobatan medis secara teratur dan menjalani gaya hidup yang sehat. 

2. Periksa kulit setiap hari

Diabetes bisa merusak saraf, sehingga tidak jarang pengidap diabetes tidak merasa apapun ketika kaki mereka terluka. Karena itu, memeriksa area kulit setiap hari bisa jadi cara mencegah luka diabetes bertambah parah. 

3. Periksa ada atau tidaknya bisul di area kaki setiap malam

Bisul merupakan tanda awal luka diabetes. Ini biasanya terbentuk di mata kaki atau bawah jempol. Untuk itu, memeriksa area kaki setiap malam sangat penting untuk mencegah luka diabetes.

4. Hindari kebiasaan merokok

Merokok merusak pembuluh darah, mengurangi aliran darah, dan memperlambat penyembuhan. Ini bisa meningkatkan risiko luka diabetes semakin sulit sembuh hingga kemungkinan amputasi.

5. Hindari berjalan tanpa alas kaki 

Selalu berjalan dengan alas kaki untuk mencegah cedera. Luka sedikit pada jari atau kaki meningkatkan peluang untuk luka yang lebih serius. 

6. Bersihkan kulit dan kaki setiap hari

Menjaga kebersihan kulit termasuk area kaki juga bisa menjadi cara mencegah adanya kontaminasi bakteri penyebab infeksi maupun luka di kulit. 

7. Hindari cedera di kulit atau kaki

Selain menggunakan alas kaki yang nyaman, mencegah cedera atau luka di kaki juga bisa dengan cara selalu berhati-hati dalam memotong kuku. Pada kulit yang kering sebaiknya gunakan pelembap untuk mencegah luka atau iritasi.

No More Posts Available.

No more pages to load.