Jakarta, Borneo24.com – Mafia umrah PT NSWN melakukan berbagai cara untuk menggaet para korbannya. Untuk lebih meyakinkan, tersangka bahkan memasang foto tokoh agama dengan pengikut banyak pada brosur penawaran.
Seolah-olah tokoh agama tersebut di-endorse sebagai promosi PT NSWM. Padahal, tokoh agama tersebut juga merupakan korban daripada PT NSWM.
Ini adalah salah satu modus operandi PT NSWM untuk menghimpun dana dari para korbannya. Mereka mencari korban dalam kelompok pengajian di masjid-masjid.
Modus operandi lainnya adalah dengan menawarkan tiket hangus yang bisa dihidupkan kembali. Para korban diminta biaya ekstra untuk mendapatkan tiket tersebut.
Foto Tokoh Agama Dipasang di Brosur
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan PT NSWM ini merekrut tokoh agama untuk menarik para jemaah. Namun, tokoh agama ini sejatinya juga korban dari si tersangka.
“Kemudian, modus PT NSWM ini juga merekrut tokoh agama yang memiliki pengikut terbanyak,” kata Hengki kepada wartawan, Sabtu (01/4/2023).
Tokoh agama tersebut kemudian dimanfaatkan. Fotonya dipajang di brosur supaya menarik hati para calon korban.
“Kemudian memasang fotonya di dalam brosur, sehingga banyak jemaah yang ikut travel ini dan kebetulan tokoh agamanya ini ada yang menjadi Korbannya jadi seolah diendorse tapi dia korban,” tuturnya.
Memalsukan QR Code Jemaah Umrah
Modus berikutnya adalah dengan memalsukan QR code. Jemaah yang berangkat rupanya menggunakan barcode yang lama yang pernah digunakan oleh jemaah lain yang pernah ke Arab Saudi.
“Kemudian travel ini memalsukan QR code. Ini fatal karena berisi data-data jemaah, antara foto dan QR code berbeda. Jadi jemaah kalau hilang di Arab itu susah dideteksi,” imbuh Hengki
Pihak Maskapai Penerbangan Akan Diperiksa
Selanjutnya adalah modus tiket hangus ‘yang dihidupkan kembali’. Jemaah dimintai pembayaran ekstra untuk ‘menghidupkan kembali’ tiket yang sudah hangus.
“Kemudian modusnya lagi tiket hangus bisa dihidupkan lagi menambah uang Rp 2,5 juta. ini kami sedang selidiki kok bisa ada modus ini,” ujar Hengki.
Sosok Tersangka Utama Adalah Residivis
Tersangka utama dalam kasus ini, Mahfudz Abdulah alias Abi merupakan residivis kasus serupa. Abi tercatat pernah dibui karena menipu jemaah umrah, yang mana saat itu menggunakan label PT GAM.
“Tersangka sebenarnya adalah residivis dengan kasus yang sama tahun 2016. Kemudian 2022 kemarin kita menemukan entry point, titik masuk, untuk mengungkap kasus ini yang khusus dilakukan PT NSWM,” ujar Kombes Hengki.
Untuk menghilangkan jejak hitam dirinya seorang residivis, Mahfudz mengganti identitas. Ia mengganti namanya menjadi Abi Hafidz Al-Maqdisi.
“Kemudian tersangka juga agar tidak ketahuan residivis, yang bersangkutan mengganti namanya, yaitu Mahfudz Abdulah menjadi Abi Hafidz Al-Maqdisi,” imbuh Hengki.