Kalimantan Selatan, Borneo24.com – Kopi merupakan jenis minuman yang digemari dari seluruh kalangan di Indonesia. Bahkan, semakin hari penikmatnya semakin meningkat.
Menjamurnya usaha kopi dengan ciri khas dan keunggulannya masing-masing, di berbagai kota maupun daerah dari sabang sampai merauke.
Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Agrikultur Dunia (FAO) pada tahun 2017-2018, Indonesia sebagai penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia.
Hal ini karena kopi sangat cocok ditanam di Indonesia yang memiliki iklim tropis, sehingga memberikan keuntungan tersendiri dalam produksi kopi.
Salah satunya, daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) juga tak kalah dengan daerah lain karena memiliki kopi khasnya.
Kalsel juga merupakan daerah subur yang banyak dimanfaatkan penduduk asli sebagai area perkebunan kopi.
Dilansir dari laman koranbanjar, berikut jenis kopi khas Banua :
- Kopi Aranio
Kopi ini berwarna kemerahan berasal dari kawasan waduk Riam Kanan, Desa Tiwingan, Kabupaten Banjar. Kopi jenis Robusta ini berusia puluhan tahun sejak jaman kolonial Belanda. Rata-rata tumbuh tinggi hingga 4-5 meter dan tumbuh liar tanpa dirawat di daerah tersebut.
Sebagian petani membudidayakan kopi ini, bijinya diakui nampak lebih kecil dari kopi lainnya. Berwarna kuning sepintas mirip dengan kacang kedelai dan lebih tahan lama disimpan.
Kopi ini berkhasiat memulihkan stamina tubuh yang aman dan sehat. Cara penyeduhannya pun masih sangat tradisional.
- Kopi Pengaron
Sama seperti namanya, kopi ini berasal dari Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar.
Daerah ini terkenal kesuburannya untuk bercocok tanam. Salah satunya, kopi. Kopinya memiliki ciri khas tidak terlalu pahit dan asam. Seringkali, kopi ini dicampur dengan jahe.
- Kopi Mataraman
Kopi ini berasal dari Mataraman, suatu daerah yang berada di Kabupaten Banjar.
Kementerian Pertanian menyampaikan, ingin memajukan tanaman kopi di Kalsel yang berada di Kabupaten Banjar, khususnya di Kecamatan Mataraman dan Sungai Pinang pada tahun 2019 lalu.
- Kopi Liberika Bati-bati
Jenis kopi ini berasal dari Liberia dan Afrika Barat. Kopi ini tumbuh di lahan gambut, karena memiliki cita rasa khasnya yang menarik, beraroma cokelat dan buah nangka. Maka dari itu, keunggulan kopi ini sempat dipamerkan di Helsinki Coffee Festival, Finlandia pada April 2019 lalu.
Bahkan, kopi ini diminati para pecinta kopi di Jepang, Malaysia, dan Singapura. Oleh karena itu, petani dan distributor justru lebih banyak memasarkan ke luar negeri dibanding dalam negeri.
Masuknya kopi jenis ini, tidak lepas dari sejarah perdagangan Indonesia dan masuknya kolonial Belanda. Saat itu, kopi ini bertujuan untuk menggantikan kopi Arabika yang terserang hama penyakit. (***)