Bukan Hanya Islam, Kemenag Juga Kementerian Seluruh Agama

oleh
oleh
Menteri Agama: Yaqut Cholil Qoumas

Jakarta, Borneo24.com – Ucapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab disapa Gus Yaqut tentang anjuran membaca doa semua agama dalam acara yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) mendatangkan berbagai kritik.

Tokoh Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menyebut Menteri Agama justru tidak mengerti tentang toleransi agama yang sesungguhnya.

Namun sebelum kritik dilayangkan pada dirinya, Gus Yaqut lewat akun Twitter miliknya @YaqutCQoumas menegaskan bahwa saat ini dia berdiri sebagai Menteri Agama, yaitu kementerian yang menaungi seluruh agama, bukan hanya agama Islam.

Menurut Gus Yaqut, pola pikir Kementerian Agama adalah untuk satu agama saja harus dihapus. Sebab Kementerian Agama menaungi seluruh agama yang ada di Indonesia.

“Sejak awal menjabat sebagai Menteri Agama, saya telah menyatakan bahwa agama harus menjadi inspirasi. Karenanya Kementerian Agama harus menjadi kementerian yang melayani seluruh agama, bukan hanya Islam saja. Mind set ini harus dimiliki seluruh jajaran Kemenag,” Kata Gus Yaqut dalam akun twitternya @YaqutCQoumas yang di lansir dari seputartangsel, pada Senin, 5 April 2021.

Gus Yaqut juga berharap dengan menekankan nilai-nilai toleransi, Indonesia akan menjadi barometer keagamaan dunia.

“Saya menyampaikan keinginan menjadikan Indonesia sebagai barometer keagamaan dunia,” ucap Menteri Agama tersebut.

Diketahui saat membuka acara rapat kerja nasional Kementerian Agama (Kemenag), Gus Yaqut meminta agara pada setiap acara yang diselenggarakan kemenag, saat sesi doa  bukan hanya doa agama Islam, tetapi juga doa dari berbagai agama.

“Pagi hari ini saya senang rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran. Ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi akan lebih indah kalau doanya diberikan kesempatan semua agama untuk memberikan doa,” kata Gus Yaqut.

Dengan mengucapkan doa seluruh agama, Gus Yaqut merasa bahwa Kementerian Agama akan menjadi lembaga terdepan dalam moderasi agama, bukan hanya sekedar gembar-gembor belaka, melainkan dipraktikkan secara langsung.

“Jadikan lebih enak dilihat jika semua agama yang menjadi urusan sama-sama menyampaikan doanya. Ini otokritik, jangan sampai muncul paradoks. Jadi kita ingin kementerian ini melayani semua agama, tetapi dalam perilaku kita tidak mencerminkan itu,” tambah Gus Yaqut. (***)

No More Posts Available.

No more pages to load.