Amerika Serikat, Borneo24.com – Menlu RI dan Menlu Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, telah melakukan pertemuan pertama Dialog Strategis (1st Meeting of Strategic Dialogue) di Washington DC, 3 Agustus, 2021. Penyelenggaraan Pertemuan Dialog Strategis merupakan sejarah baru dalam hubungan bilateral Indonesia-AS dan merefleksikan komitmen dua negara untuk memperkuat hubungan bilateral. Sebagaimana diketahui, Indonesia dan AS telah memiliki Kemitraan Strategis pada tahun 2015. Kunjungan Menlu Retno tersebut juga merupakan kunjungan Menlu ASEAN pertama yang diterima oleh Menlu Blinken di Washington, D.C.
Sebelum Dialog Strategis dimulai, kedua Menlu telah menyampaikan beberapa pesan kepada media. Menlu Retno menyampaikan bahwa sebagai negara demokrasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kemitraan strategis yang kokoh antara Indonesia dan AS akan merjadi aset bagi AS dalam meningkatkan engagement-nya dengan Asia Tenggara dan Asia. AS juga merupakan salah satu mitra penting dalam mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Selain itu, Menlu Retno juga mengharapkan dukungan AS bagi Presidensi Indonesia di G-20 tahun depan, untuk menciptakan pemulihan ekonomi dunia yang inklusif, hijau dan berkesinambungan.
Dalam Dialog Strategis dibahas secara lebih detail komitmen kedua negara dalam memperkuat hubungan. Kerja sama kesehatan merupakan salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan. Menlu Retno sampaikan penghargaan atas kerja sama dan dukungan AS bagi Indonesia selama pandemi. Sejauh ini, AS telah memberikan lebih dari 8 juta vaksin moderna dengan mekanisme dose-sharing melalui covax facility. Sebelumnya, AS juga telah memberikan dukungan 1000 ventilator dan peralatan medis kepada Indonesia di awal pandemi. AS juga telah mengumumkan tambahan dukungan kepada Indonesia sebesar USD 30 juta untuk penanganan pandemi.
Masih terkait kerjasama di bidang kesehatan, Indonesia menjajaki kerja sama dengan AS dalam penyediaan obat-obatan terapatik. Untuk jangka panjang, Indonesia juga menjajaki kerja sama dengan AS terutama untuk pengembangan vaksin dengan teknologi mRNA dan penguatan sistem ketahanan kesehatan global. “Upaya kerja sama jangka panjang penting dalam upaya mengurangi kesenjangan akses global terhadap vaksin dan obat-obatan Covid-19 serta mengantisipasi potensi terjadinya pandemi di masa yang akan datang” tegas Menlu Retno.
Di bidang ekonomi, kedua Menlu sepakat bahwa masih terdapat banyak ruang bagi upaya peningkatan kerja sama ekonomi. Menlu Retno menjelaskan mengenai Undang-Undang Cipta Kerja yang diyakini akan dapat membantu upaya meningkatkan investasi AS di Indonesia. Di bidang perdagangan, Menlu Retno kembali sampaikan pentingnya dilanjutkan pembahasan mengenai Limited Trade Agreement antara dua negara.
Sebagaimana diketahui, di tahun 2020, AS merupakan mitra dagang terbesar ke-2 bagi Indonesia. Nilai perdagangan antara kedua negara pada tahun 2020 sebesar USD 27 milyar.
Kedua Menlu juga melakukan tukar pendapat mengenai sejumlah isu kawasan dan internasional. Menlu Blinken apresiasi peran penting Indonesia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. “Indonesia merupakan mitra demokrasi kunci AS dan AS siap bekerja sama dalam berbagai isu-isu penting di kawasan” tegas Blinken dikutip dari laman resmi kemlu, Rabu (4/8/2021).
Kedua Menlu bertukar pikiran mengenai situasi di Myanmar dan sampaikan kekhawatiran yang sama melihat perkembangan Myanmar saat ini. Demokrasi penting untuk ditegakkan kembali di Myanmar dan keselamatan serta kesejahteraan rakyat Myanmar penting untuk terus dijadikan prioritas.
Perkembangan situasi di Afghanistan juga menjadi bahasan dalam Dialog Strategis. Menlu Retno menjelaskan mengenai peran Indonesia selama ini, antara lain sebagai inisiator pertemuan ulama. Selain itu, Menlu Indonesia juga menekankan pentingnya perlindungan dan pemberdayaan perempuan dalam kehidupan masa depan Afghanistan. “Perempuan harus diberikan kesempatan untuk membangun Afghanistan kedepan pasca konflik”. ujar Menlu RI. Kedua Menlu juga sepakat mengenai pentingnya komitmen dan good faith para pihak di Afghanistan untuk melanjutkan perundingan perdamaian.
Mengenai isu perubahan iklim, Indonesia menyampaikan progres pemenuhan komitmen Indonesia dalam isu perubahan iklim. Indonesia yakin akan dapat memenuhi komitmen penurunan emisi sebanyak 29% dengan kapasitas nasional dan 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030. Indonesia mengharapkan AS dan negara maju dapat juga memenuhi komitmennya, termasuk penyediaan Climate Fund untuk mendukung program-program adaptasi.
Dialog Strategis antara kedua Menlu berlangsung dengan bersahabat dan sangat terbuka. Sebelum Dialog Strategis berlangsung, Menlu Retno sempat bertemu dengan Deputy Secretary Wendy Sherman, yang pada bulan Mei yang lalu melakukan kunjungan ke Indonesia. (***)