Agar Tak Remehkan Mapel, Kemendikbudristek Ubah Seleksi Masuk PTN

oleh
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo.

Jakarta, Borneo24.com Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan sejumlah perubahan pada seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Salah satunya skema seleksi jalur tanpa tes atau prestasi yang sebelumnya bernama Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN).

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengungkapkan sejumlah alasan pemerintah “repot-repot” mengadakan perubahan. Alasan paling utama agar seleksi masuk PTN juga mendukung peningkatan kualitas pembelajaran yang sedang diupayakan di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

“Kita sudah meluncurkan banyak program merdeka belajar yang tujuannya membuat pembelajaran lebih mendalam, menantang, dan menyenangkan di pendidikan dasar menengah,” ujar Anindito yang akrab disapa Nino, dalam taklimat media Pembukaan Pelaksanaan SNPMB Tahun 2023.

Ia melanjutkan, “Bagaimanapun kita tidak bisa memungkiri bahwa ujian memengaruhi bagaimana guru mengajar dan bagaimana siswa belajar. Dalam hal ini ujian masuk PTN itu sangat memengaruhi bagaimana guru di tingkat SMA dan SMK mengajar dan siswa belajar.”

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Kemendikbudristek sebagai regulator merumuskan untuk jalur seleksi berdasarkan prestasi atau SNBP semua mata pelajaran dihargai.

“Pesan yang disampaikan agar siswa SMA belajar untuk semua mata pelajaran. Tidak ada mapel yang diremehkan atau diabaikan lagi karena tidak diberi porsi dalam seleksi masuk PTN,” ujar Nino.

Hanya saja, seleksi jalur ini juga memberi penekanan pada mata pelajaran spesifik yang paling relevan dengan program studi yang diincar calon mahasiswa. Menurut Nino, aturan ini bertujuan agar siswa SMA serius juga memikirkan minat dan bakatnya serta mempelajari lebih mendalam pengetahuan spesifik yang diperlukan untuk prodi yang diinginkan.

Seperti diketahui penilaian SNBP 2023 terdiri dari dua komponen, yaitu nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran dengan bobot minimal 50 persen dan komponen penggali minat dan bakat yang memiliki bobot maksimal 50 persen.

Komponen penggali minat dan bakat terdiri dari nilai rapor dari maksimal 2 mata pelajaran pendukung, prestasi, dan portofolio untuk tujuan prodi seni dan olahraga.

Adapun untuk perubahan pada seleksi masuk dengan tes yang kini bernama SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes) yaitu tidak lagi mengukur penguasaan materi atau konten secara luas.

“Kita tidak mementingkan hafalan. Ini sesuai dengan transformasi yang kita tetapkan di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kita secara bertahap menerapkan Kurikulum Merdeka yang kontennya lebih sedikit yang orientasinya adalah pada pengembangan kompetensi bernalar dan karakter secara utuh,” katanya.

Nino pun mengakui dengan perubahan-perubahan tersebut seleksi masuk PTN tahun 2023 terbilang istimewa. “Seleksi kali ini istimewa karena ada perubahan mendasar. Di antaranya integrasi yang memberi kesempatan lebih adil bagi calon-calon mahasiswa dari berbagai latar belakang,” katanya.

Selain itu, tahun ini juga ada perubahan tata kelola di mana BSKAP melalui Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BPPP) menjadi fasilitator dan administrator.

“Peran pemerintah melalui Kemendikbudristek pertama melakukan penetapan regulasi berperan sebagai regulator, dan peran kedua sebagai fasilitator yang dimainkan oleh BPPP di bawah BSKAP. Implementasinya sepenuhnya berada di bawah pimpinan PTN,” ujarnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.