Minahasa Utara,Borneo24.com – Bupati Minahasa Utara (Minut), Joune Ganda akhirnya merespons soal pelantikan kepala sekolah (Kepsek) di wilayahnya tapi sekolahnya tak ada. Bupati Joune tengah melakukan evaluasi terkait masalah tersebut, namun dia mengaku ke depan akan lebih teliti.
“Ke depan saya akan lebih hati-hati termasuk masalah status pendidikan setiap calon kepala sekolah, seperti info yang tadi akan saya teliti detail sehingga ke depan akan lebih baik lagi,” kata Bupati Joune kepada wartawan, Sabtu (2/10/2021) diansir dari detik.com.
Joune menjelaskan di dalam surat keputusan (SK) pengangkatan terdapat pasal bila di kemudian hari terdapat kekeliruan maka akan dilakukan perbaiki. Joune mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan evaluasi.
“SK sudah kita ambil langkah sesuai pasal bila ada kekeliruan maka akan dilakukan perbaikan,” ucap Joune.
“Saya akan evaluasi kembali bersama sama dengan proses tahap berikutnya untuk pergantian kepala-kepala sekolah supaya tidak terpisah sendiri. Saya akan cek ulang termasuk proses dan verifikasi calon kepala sekolah lebih detail lagi,” tuturnya.
Untuk pejabat terkait masalah tersebut pun akan diadakan evaluasi secara internal. Namun kata dia, supaya tidak terjadi kesalahan lagi, maka tak perlu buru-buru dalam mengambil keputusan.
“Evaluasi pengawasan internal sesuai tupoksi akan dilakukan melalui inspektorat,” kuncinya.
Sebelumnya, Rasni Bone guru SD Inpres 6 Klabat, di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara (Sulut) bernasib apes gegara sempat dilantik menjadi kepala sekolah tapi sekolahnya tak ada. Dia bercerita akhirnya batal jadi kepsek dan kembali menjadi guru biasa di sekolah asalnya.
“Jadi sekarang saya harus ke mana. Kan saya baru dilantik. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (Kaban BKD) bilang saya kembali ke sekolah asal mengajar seperti biasa. Oke saya terima,” kata Rasni kepada wartawan, Sabtu (2/10).(***)