Gempa Magnitudo 3.0 Mengguncang Salatiga

oleh
Ilustrasi. Gempa M 3 Menimpa 4 Kota Salah Satunya Salatiga

Jakarta, Borneo24.com – Gempa tektonik magnitude 3,0 mengguncang empat kota di Jawa Tengah yakni Kota Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa pada Sabtu (23/10) dini hari. BMKG menyatakan gempa dipicu oleh aktivitas sesar Sesar Merbabu Merapi Telomoyo yang masih aktif.
Menurut laporan BMKG, episenter gempa terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Barat Laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.

Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal. Sementara berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG dan laporan masyarakat, gempa dirasakan di keempat wilayah tersebut dalam skala intensitas II MMI. Warga merasakan guncangan ringan dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Dalam pantauan petugas BMKG hingga pukul 06.00 WIB belum ada laporan kerusakan bangunan. Kemudian menurut hasil monitoring BMKG menunjukkan pasca terjadinya gempa utama (mainshock) magnitudo 3,0 tersebut diikuti dengan 7 kali gempa susulan (aftershocks), dengan magnitudo 2,9 2,5 2,5 2,6 2,1 3,0 dan 2,7. BMKG menyatakan bahwa seluruh rangkaian rentetan gempa ini, baik gempa utama (mainshock) dan 7 gempa susulannya (aftershocks) berpusat di komplek Gunung Telomoyo.

Gunung Telomoyo merupakan gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Gunung yang memiliki ketinggian 1.894 mdpl ini merupakan gunung api yang berbentuk strato namun belum pernah tercatat meletus. Selanjutnya BMKG juga mengingatkan perlu edukasi mitigasi gempa untuk warga sekitar mengingat lokasinya yang berada di area sesar aktif. Salah satunya edukasi tentang pentingnya membangun bangunan tahan gempa atau ramah gempa, memahami cara selamat saat terjadi gempa, karena gempa kuat dapat terjadi kapan saja.

Sementara itu dalam catatan BMKG, wilayah Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa pernah mengalami beberapa kali gempa signifikan. Dimulai dari gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa pada 24 September 1849. Kemudian gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865 yang menyebabkan rumah tembok retak. Lalu gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa terjadi pada 22 Oktober 1865. Hingga peristiwa gempa Sumogawe, Getasan magnitudo M 2,7 pada 17 Februari 2014 dimana gempa ini merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras. (***)

No More Posts Available.

No more pages to load.