Kalimantan Selatan, Borneo24 – Temuan Widodo, sangat menginspiratif masyarakat Kotabaru khususnya dan umumnya Kalimantan Selatan. Inspiratif itu tidak terlepas kesuksesannya menciptakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Rabu (22/7/2020).
Hasil pembuatan BBM dari pemanfaatan sampah plastik baik lunak (kantong kresek) maupun semua jenis plastik keras, dianggap berhasil setelah melalui proses uji coba dilakukan secara mandiri.
Cukup mengispiratif, dalam menghasilan literan cairan-cairan BBM, warga Desa Tegalrejo (Serongga), Kecamatan Kelumpang Hilir, Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan ini hanya memanfaatkan sampah-sampah plastik. Bahkan bukan sakadar temuan baru, BBM jenis solar hasil buah karya Widodo itu patut mendapat perhatian pemerintah. Tidak kecuali, hasil BBM diciptakan Widodo ini pun bisa adopsi untuk kebutuhan BBM secara mandiri.
“Alhamdulillah sukses. Saya coba gunakan untuk mesin dongfeng, ternyata bisa. Dan, sampai sekarang (BBM) masih saya gunakan membantu pekerjaan saya. Saya bekerja sebagai pekerja bangunan. Perlu mesin dongfeng untuk menggerakan molen (pengaduk semen),” tutur Widodo(22/7).
Widodo, membuat sendiri BBM dari pemanfaatan sampah plastik. Tidak terlepas dari bantuan pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotabaru yang memfasilitasi pembelian alat hasil dari idenya. Dengan tujuan, selain BBM bisa digunakan sendiri (bukan komersil). Membantu efektivitas dan efisiensinya operasionalnya sebagai pekerja bangunan. Tujuan lainnya, membantu program pemerintah upaya melakukan pengurangan sampah plastik.
“Selain BBM-nya bisa dipakai membantu pekerjaan. Tapi, juga untuk mengurangi sampah-sampah plastik,” ucap Widodo.
Kepala DLH Kotabaru Arif Fadilah, sangat mengapresiasi hasil karya mandiri Widodo memanfaatkan sampah plastik menjadi BBM jenis solar. Arif mengakui keefektifan BBM hasil Pirolisis sampah-sampah plastik, setelah melalui proses uji coba menggerakkan mesin diesel dongfeng. Memastikan keandalan cairan BBM hasil Pirolisis, ini Arif Fadilah berencana membawa dan memeriksakannya ke laboratorium di Jakarta.
“Bagaimana nanti hasil produknya, misalkan bagus dan standar bisa digunakan untuk mesin diesel. Mau diambil Pertamina silakan, tidak apa-apa. Tidak boleh dijual, ya tidak apa-apa,” kata Arif Fadilah.
“Karena tujuannya hanya ingin memusnahkan sampah plastik. Dan, sudah ditemukan caranya,” katanya.(***)
Discussion about this post