Kalimantan Utara, Borneo24.com – Pemkab Bulungan kembali merencanakan pengembangan Food Estate Delta Kayan, yang sudah ada sejak lama namun masih terkesan stagnan.
Meski begitu, ada peluang pembiayaan dari Green Climate Fund (GCF) yang merupakan sebuah mekanisme pendanaan di bawah Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim.
Pendanaan ini secara khusus dibentuk untuk memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara seperti Indonesia. Utamanya untuk dapat mencapai target pengurangan emisi.
Kepala Bappeda dan Litbang Bulungan, Iwan Sugianta mengaku akan memaksimalkan peluang tersebut.
Dimana nantinya akan dilakukan pemetaan kembali terkait kawasan potensial.
Namun untuk itu, Pemkab Bulungan masih mengatur waktu melakukan audiensi bersama GCF.
“Rencana kita akan mengambil peluang GCF. Kami menunggu jadwal rencana audiensi. Nanti pengembangannya dengan konsep penanganan pangan dan konsep hijau, organik, sekaligus konsep pertumbuhan hijau,” ujar Iwan.
Seperti diketahui, ada 50 ribu hektare kawasan yang masuk dalam program Food Estate Delta Kayan.
Dari luasan tersebut, tidak seluruhnya potensial dikembangkan, sebab juga ada yang masuk kawasan pemukiman transmigrasi.
“Ini yang kita bakal petakan, semoga nanti bisa bersama GCF. Sementara, mana kawasan yang prioritas, kita belum bisa pastikan. Seperti di kawasan transmigrasi, tentu perlu kita lakukan penyesuaian untuk lahan yang efektif. Ini akan dipetakan kembali, agar pengelolaan terfokus dan tidak pemborosan anggaran,” jelasnya.
Pemkab berupaya memaksimalkan kawasan yang benar-benar efektif. Sejauh ini bahkan hingga tahun 2023, belum ada alokasi anggaran khusus untuk pengembangan food estate. D
inas terkait mengalokasikan anggaran, namun jumlahnya kecil yang sifatnya bukan proyek besar.
“Melalui APBD juga belum ada, alias masih nihil untuk itu (food estate). Kita masih via dinas-dinas terkait. Pastinya, evaluasi luasan akan kita lakukan. Kita lakukan penataan luasan efektif. Itu lah nanti yang betul-betul kita kembangkan,” pungkasnya.
