Kalimantan Utara, Borneo24.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian Kalimantan Utara pada tahun 2023 tumbuh dalam rentang 4,87 sampai 5,67 persen.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Kaltara, Wahyu Indra Sukma.
Dalam Laporan Perekonomian Provinsi Kaltara Periode Februari 2023 yang diterima Jumat (10/3/2023), pertumbuhan ekonomi Kaltara didorong oleh prakiraan kinerja positif pada mayoritas lapangan usaha utama.
Lapangan usaha pertanian diprakirakan kembali bertumbuh positif seiring dengan prakiraan kondisi cuaca oleh BMKG pada keseluruhan tahun 2023 yang lebih kondusif dibandingkan dengan tahun 2022.
“Kondisi ini akan berdampak pada peningkatan produktivitas di tengah potensi peningkatan demand (permintaan) pada komoditas pertanian utama Kaltara. Seperti kelapa sawit dan produk perikanan,” kata Wahyu.
Sejalan dengan itu, lapangan usaha industri pengolahan diprakirakan turut mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2023.
Permintaan produk Crude Palm Oil (CPO) diprakirakan mengalami pemulihan.
“Kondisi ini utamanya setelah sempat terjadi pelarangan ekspor di tahun 2022 yang membuat penjualan CPO Kaltara ke pasar domestik berkurang,” jelasnya.
Selain itu, program peningkatan penggunaan biodiesel B35 sebagai bahan campuran bahan bakar diproyeksikan turut mendorong kenaikan permintaan pasar domestik terhadap CPO.
Di lain sisi, komoditas lain seperti produk perikanan olahan turut diprakirakan tumbuh positif.
“Kinerja positif prosuk perikanan sejalan dengan semakin terkendalinya penyebaran virus Covid-19 di sejumlah negara mitra dagang Kaltara. Seperti Jepang yang telah membuka gerbang wisatawan mancanegara dan China yang telah menghentikan kebijakan zero covid policy,” paparnya.
Sementara itu, pertumbuhan positif pada lapangan usaha perdagagangan didorong semakin terkendalinya penyebaran covid-19 di Kaltara.
Kemudian, didukung pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Hal ini akan sejalan dengan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat dan sejumlah agenda besar yang dapat kembali diadakan secara luring pada tahun 2023,” imbuhnya.
Adapun, lapangan usaha konstruksi diprakirakan tumbuh akseleratif di tahun 2023.
Kondisi ini terutama didorong oleh pembangunan sejumlah proyek strategis di Kaltara. Seperti Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI), Pos Lintas Batas Negara (PLBN), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pembangunan gedung Pemerintahan.
Sejalan dengan itu, pembangunan areal KIHI pada tahun 2023 diprakirakan sudah sangat akseleratif. Khususnya pada Kawasan industri alumunium smelter dan petrokimia.
Ini seiring dengan berlanjutnya pembangunan infrastruktur dasar seperti Pelabuhan jetty, gedung operasional pengelola, Water Treatment Plant (WTP) dan terminal khusus yang sebagian telah selesai dibangun pada akhir tahun 2022.
“Prakiraan kinerja lapangan usaha konstruksi diprakirakan sejalan dengan kenaikan target realisasi investasi Kaltara pada tahun 2023 yang ditetapkan oleh BKPM sebesar Rp29,5 triliun. Angka ini ebih tinggi daripada target pada tahun 2022 sebesar Rp9,5 triliun,” jelasnya.
Di sisi lain, lapangan usaha pertambangan diprakirakan tetap tumbuh positif meskipun lebih lambat dari capaian tahun 2022.
Hal ini seiring dengan prakiraan normalisasi demand komoditas bahan baku energi global. Khususnya di tengah ketegangan geopolitik di Kawasan Eropa yang diprakirakan mulai mereda.
“Selain itu, prakiraan perlambatan kinerja LU Pertambangan juga sejalan dengan siklus commodity boom yang sudah melewati fase puncaknya pada tahun 2022,” ujarnya.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kaltara pada tahun 2023 diprakirakan ditopang oleh menguatnya Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah serta investasi (PMTB). Sektor tersebut diprakirakan mampu mengakselerasi pembangunan proyek strategis di Kaltara.
Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh positif, ini sejalan dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19 yang juga didukung dengan semakin masifnya vaksinasi.
Selain itu, telah dicabutnya kebijakan PPKM diprakirakan berdampak pada kenaikan mobilitas masyarakat yang meningkatkan demand atau permintaan.
“Konsumsi pemerintah juga diprakirakan memberikan andil positif bagi perekonomian di tahun 2023. Terutama karena berlanjutnya pembangunan sejumlah gedung pemerintah seperti gedung DPRD dan pembangunan infrastruktur di sekitar Kawasan proyek strategis nasional,” jelasnya.
Berbagai kegiatan pemerintah pada tahun 2023 diprakirakan sudah dapat dilakukan secara luring. Sehingga akan berdampak pada peningkatan konsumsi.
Beberapa event besar di Kaltara seperti Iraw Tengkayu, Musik Alam Fest, dan Gelar Budaya Adat Dumud yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023, diprakirakan akan mendorong kinerja positif konsumsi rumah tangga maupun pemerintah.
“Sementara itu, momen pemilihan umum pada tahun 2024 yang didahului dengan masa kampanye tahun ini diprakirakan mendorong konsumsi rumah tangga dan pemerintah,” imbuhnya.
Dia kembali memaparkan jika investasi sebagai motor penggerak ekonomi diprakirakan akan kembali tumbuh signifikan.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, ini sejalan dengan peningkatan target realisasi investasi pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp27 triliun.
Peningkatan target realisasi tersebut sejalan dengan berlanjutnya pembangunan sejumlah proyek strategis di Kaltara.
“KIHI di Tanah Kuning Mangkupadi nantinya akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di dunia yang terdiri atas kawasan industry petrokimia, smelter alumunium, dan baterai electric vehicle,” kata Wahyu.
“Pembangunan PLTA juga diprakirakan akan diakselerasi, sejalan dengan rencana groundbreaking PLTA Mentarang oleh Presiden Republik Indonesia pada bulan Februari 2023, serta infrastruktur dasar seperti jalan penghubung antar daerah, khususnya di daerah perbatasan,” pungkasnya.