Kalimantan Utara,Borneo24.com – Selain kekhawatiran soal kesehatan, wabah corona juga memberikan dampak buruk pada kehidupan nelayan di Kalimantan Utara.
Pasalnya daya beli ikan menurun sehingga banyak nelayan pun harus berhenti melaut.
Tak hanya nelayan tangkap, para petambak pun juga terdampak. Karena konsumsi udang dan ikan di sejumlah negara mengalami penurunan yang sangat signifikan, maka ekspor pun menurun.
“Kisaran penurunan volume ekspor di Kaltara hanya kurang lebih 10 persen, beberapa pembudidaya saat ini juga menunda panen tambak atau kolamnya, karena harga sangat rendah,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltara, H Syahrullah.
Saat ini, Pemprov melalui DKP Kaltara tengah menyiapkan alternatif sekenario untuk membantu bagi para pembudidaya dan kelompok nelayan di Kaltara.
“Ada beberapa alternatif skenario yang sedang kami siapkan. Salah satunya, rencana kami akan membeli hasil produksi dari pembudidaya dan nelayan. Dari hasil pembelian dari produk itu nantinya akan diberikan kepada masyarakat khususnya yang terdampak terhadap bencana Covid-19 ini,” katanya.
Syahrullah mengatakan, untuk pembelian hasil produksi rencanya akan menyiapkan anggaran sekitar Rp 805 juta melalui kegiatan Pengembangan Produk dan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.
Syahrullah juga mengatakan, pihaknya juga akan mengoptimalkan Sistem Resi Gudang (SRG), atau tunda jual produk yang dititipkan di gudang beku yang sudah ditunjuk sebagai pelaksana SRG.
“Dengan mengoptimalkan SRG ini, bisa menekan kerugian yang lebih banyak. Sehingga dapat menjualnya kembali saat harga sudah kembali membaik,” ungkapnya lagi.
Terkait dengan pengoptimalan SRG, Syahrullah mengatakan saat ini DKP belum bisa memastikan sekarang. Karena ini baru agenda atau rencana yang akan dilakukan, dan saat ini masih menyusun rencana kerjanya. (***)