Kalimantan Utara, Borneo24.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara mendapat kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan sebesar Rp90 miliar di tahun 2023.
Demikian dikonfirmasi Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara, Sudarsono.
Ia mengungkapkan, terjadi penurunan sebesar Rp13 miliar dibandingkan DAK Bidang Pendidikan tahun 2022.
Hal ini dilatarbelakangi penurunan nominal DAK secara nasional di pemerintah pusat. Kemudian dipengaruhi adanya provinsi baru yang terbentuk di Indonesia.
“Dengan berdirinya provinsi baru, maka dana alokasi khusus dibagi lagi ke sana. Sehingga daerah itu banyak yang turun,” kata Sudarsono dalam keterangan yang di terima (27/3/2023).
Dia mengklaim persentase penurunan DAK Bidang Pendidikan untuk Pemprov Kaltara adalah yang terendah dibandingkan provinsi lain. Dimana angka persentase di bawah 15 persen.
“Kita masih bisa dapat Rp90 miliar, hanya turun Rp13 miliar, kalau angka persen hanya 12 persen, kita paling sedikit turunnya. Sedangkan provinsi lain itu (turun) 30 sampai 40 persen,” ujarnya.
“Tapi kalau secara besaran memang lebih banyak yang besar, karena mereka kan provinsi lama,” kata Sudarsono menambahkan.
Dirinya tidak menampik jika realisasi DAK Pendidikan tahun ini hanya 15 persen dari total usulan yang mencapai Rp588 miliar.
Kendati demikian, DAK Bidang Pendidikan yang diperjuangkan instansinya tetap mendominasi perolehan DAK OPD di Pemprov Kaltara.
“Secara OPD, Disdik kembali yang tertinggi di Kaltara untuk perolehan DAK,” sebutnya.
Secara teknis, DAK Non Fisik Bidang Pendidikan yang diterima Kaltara mengalami peningkatan. Salah satunya diperuntukan bagi penambahan Tunjangan Profesi Guru di daerah perbatasan.
“Tahun ini ada peningkatan tunjangan guru di daerah perbatasan, tapi dikhususkan yang betul-betul di wilayah perbatasan,” ujarnya.
Selain itu, peningkatan DAK Non Fisik Bidang Pendidikan dipengaruhi bertambahnya alokasi anggaran untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Ini sejalan dengan adanya sejumlah Unit Sekolah Baru (USB) yang sudah beroperasi.
“BOS Nasional meningkat karena ada tambahan sekolah baru, contohnya SMA 1 Tanjung Palas Timur, SMA 4 Tarakan, SMK 4 Tarakan, mereka sudah dapat BOS. Mudah-mudahan di 2024 nanti lebih signifikan peningkatannya,” kata Sudarsono.
Sementara itu, DAK Fisik yang diterima tahun ini salah satunya digunakan untuk pembangunan SMK Negeri 1 Lumbis Ogong. Nilai pekerjaan USB ini mencapai Rp11 miliar dan pengadaan meubeler sekitar Rp1 miliar.
“Di Indonesia hanya ada 2 tambahan USB, yakni di Kaltara dengan Papua. Pertimbangannya bahwa di Lumbis Ogong sangat memerlukan sekolah kejuruan, ini terkait dengan keberadaan industri di sana,” ujarnya.
“Kemarin sebetulnya Kaltara dapat 2, tapi untuk SLB di Buntu dibatalkan karena adanya penurunan anggaran dari pusat. Insya Allah SLB di Bunyu disetujui tahun depan,” jelasnya menambahkan.
Adapun, DAK Fisik Bidang Pendidikan juga akan diperuntukan bagi pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), Laboratorium, Ruang Praktik Siswa (RPS) dan lainnya.