Kalimantan Utara, Borneo24.com – Selain proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan dua kecamatan, Tarakan Barat dan Tarakan Tengah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Dirjen Cipta Karya Balai Sarana Prasarana Pemukiman Wilayah Kaltara juga melakukan proyek lain untuk peningkatan kualitas pemukiman kumuh di Kawasan Karang Rejo.
Anggaran yang dipersiapkan Rp22.008.508.024 dengan kontraktor pelaksana PT. Lidy’s Artha Borneo dan waktu kontrak mulai 14 Februari hingga akhir Desember tahun ini. Selain proyek jembatan ini, juga turut dikerjakan jalan, wilayah Selumit Pantai di Belakang BRI hingga jalan memutar ke belakang Pasar Gusher sepanjang 1,3 km, penataan hingga taman dan penjemuran rumput laut.
“Lebar jembatan 3,4 meter dengan panjang 10 meter lebih lah. Proyek ini merupakan program Perkin, jadi program Kotaku itu di bawah Perkin, jadi ini bagian dari program Kotaku di bawah Balai Cipta Karya,” ujar Mustang, perwakilan PT. Lidy’s Borneo.
Menurut Mustang, roboh ini karena ada permasalahan pada perancah beton yang dicor. Karena ditabrak nelayan pada subuh dinihari, sehingga mempengaruhi kekuatan perancah. Pada saat hendak memulai aktivitas pengecoran langsung roboh karena perancah.
“Jembatan ini belum jadi, baru proses bugesting dengan pembesian. Jadi, masih dalam proses pengerjaan untuk jembatan ini baru proses awal,” jelasnya.
Untuk pengerjaan jembatan masih dalam tahap awal, berupa pembesian dan baru melanjutkan proses cor. Tongkat perancah memang dikurangi, karena ada aktivitas masyarakat yang melewati bawah jembatan. Sehingga, mempertimbangkan lalu lintas perahu keluar masuk.
Namun, karena setelah dibuatkan ruang kosong tetap ditabrak nelayan. Ia mengaku tidak mempengaruhi pekerjaan, hanya pihaknya akan melakukan setting ulang dan meminta nelayan tidak melewati bawah jembatan untuk sementara.
Terutama kejadian di malam hari, ada lagi perancah atau tongkat yang tersenggol bisa mempengaruhi pengerjaan dan pekerja proyek ini. Ia juga memastikan tidak ada gagal struktur, tetapi murni karena gagal tongkat atau perancah yang kurang dan tertabrak kapal nelayan.(***)