Kalimantan Utara,Borneo24.com – Beberapa hasil pertanian Kaltara, seperti kakao, pisang, kelapa dan sawit menjadi komoditas unggulan ekspor dengan tujuan Malaysia. Namun, karena adanya pandemi Covid-19 Malaysia menutup pintu perdagangan sejak Maret dan baru dibuka Mei lalu.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan, Akhmad Al Faraby menuturkan, kakao bahan dasar pembuatan cokelat ini terakhir diekspor melalui pelabuhan di Sebatik. Pengeksporan Hasil Pertanian di Kaltara Belum Mengalami Peningkatan.
Sedangkan untuk kakao, ekspor pada 16 Juni lalu 2.600 kg biji kakao kering setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh pejabat karantina untuk memastikan bebas dari OPT.
Setelah dinyatakan bebas, maka eksportir berhak mendapat Phytosanitary Certificate (sertifikat kesehatan tumbuhan).
Biji kakao yang dikirimkan untuk ekspor haruslah berkualitas tinggi. Standar kualitas biji kakao kering yang dipersyaratkan Malaysia ada tiga, yaitu biji kakao tidak boleh basah, tidak boleh terdapat kotoran, dan biji kakao harus berukuran besar.
Semua produk yang akan diekspor diupayakan telah diolah untuk menaikkan harga jual agar pendapatan petani meningkat dan sejahtera. Untuk pengiriman kelapa melalui jalur Tawau, Malaysia tidak terjadi setiap hari. Namun, pengiriman tetap rutin sesuai permintaan buyer dan terhenti karena Covid-19. (***)