Kalimantan Utara, Borneo24.com – Provinsi Kalimantan Utara masih jauh dari keadaan swasembada beras. Produksi beras lokal baru bisa mencukupi sekitar 30 persen dari kebutuhan rumah tangga dan dunia usaha.
Secara kasat mata, Kaltara sudah memiliki arah positif menuju swasembada beras.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara mencatat, produksi beras di Kaltara pada tahun 2022 sebesar 22,50 ribu ton. Dimana terjadi peningkatan 4,7 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam laporan angka sementara luas panen dan produksi padi di Kaltara tahun 2022, produksi beras sepanjang Januari sampai September 2022 diperkirakan mencapai 16,14 ribu ton.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober sampai Desember 2022 sebesar 6,3 ribu ton.
Berdasarkan kabupaten dan kota, produksi beras tertinggi ada di Kabupaten Nunukan sebesar 9,85 ribu ton. Nunukan turut mencatat kenaikan produksi sekitar 2,6 ribu ton dibandingkan tahun 2021.
Selanjutnya, produksi beras dominan disumbang Kabupaten Bulungan sebanyak 7,47 ribu ton. Namun terjadi penurunan sekitar 240 ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun, Kabupaten Malinau catat produksi terbesar selanjutnya di angka 4,79 ribu ton. Daerah ini mampu hasilkan peningkatan produksi sekitar 2,3 ribu ton.
Sementara itu, produksi beras di Kabupaten Tana Tidung turun 32 ton dari sebelumnya menjadi 347 ton.
Sedangkan Kota Tarakan catat produksi beras 38 ton yang meningkat 8 ton dari tahun 2021.
Berbicara swasembada tidak terlepas dari tingkat kebutuhan konsumsi beras masyarakat. Pada tahun 2022, kebutuhan beras rumah tangga di Kaltara mencapai 56,76 ribu ton.
Angka ini didapat dari kebutuhan beras rumah tangga sebesar 80 kilogram (kg) perkapita per tahun yang dikalikan dengan jumlah penduduk sebanyak 709.620 jiwa.
Melalui data di atas, dapat diketahui jika Kaltara masih mengalami defisit atau kekurangan beras lokal sekitar 61 persen, atau sebanyak 34,26 ribu ton.
Rentang defisit beras semakin panjang jika produksi beras lokal dibandingkan kebutuhan rumah tangga dan dunia usaha yang mencapai 114 kg per kapita per tahun.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Utara, Heri Rudiyono mengatakan, pihaknya menargetkan swasembada beras tercapai dalam tiga tahun ke depan. Target diawali dengan sasaran swasembada benih padi pada tahun 2023.
“Kita targetkan swasembada benih padi dulu di Kaltara. Artinya ketika hendak menanam, benih selalu tersedia. Kalau swasembada berasnya kita upayakan 3 tahun ke depan,” kata Jumat (27/1/2023).
Lanjut dia, program massif akan diimpelementasikan untuk mewujudkan swasembada beras.
Selain ketersediaan benih, perlu didukung ketersediaan luasan lahan, pupuk yang terjangkau, pengendalian hama penyakit, penguatan kelembagaan dan pemenuhan sarana prasarana pendukung lainnya.
“Target kita bisa meningkat melalui program tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan peningkatan kuantitas dan kompetisi sdm pertanian. Mulai dari petani, penyuluh hingga dinas nya sendiri,” ujar Heri.
Sebelumnya, Akademisi Bidang Pertanian di Kalimantan Utara, Fitrah Pangeran mengungkapkan, pemerintah perlu terlebih dahulu mencari solusi persoalan pertanian sebelum berbicara swasembada.
Menurutnya, pertanian komoditas beras di Kaltara masih dihadapkan pada minimnya sarana prasarana serta alat dan teknologi pertanian.
Disamping itu, pemerintah harus mengantisipasi bantuan benih tidak sesuai dengan karakteristik lahan di Kaltara. Termasuk memastikan skema pasar yang sehat untuk menjamin nilai tukar petani.
“Kuantitas sdm juga harus diperhatikan. Sebenarnya petani kita pintar kok, cuma jumlahnya kurang, jadi bagaimana mau swasembada beras. Setidaknya ini yang harus dipikirkan,” kata Fitrah.