Tahun 2022, Realisasi Investasi di Kalimantan Utara Capai Rp13 Triliun

oleh
Maket Rencana Pembangunan Kawasan Hijau di Mangkupadi, Kalimantan Utara.

Kalimantan Utara, Borneo24.com Provinsi Kalimantan Utara mencatat angka realisasi investasi yang cukup fantastis sepanjang tahun 2022.

Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI) mencatat, realisasi investasi di Kaltara mencapai Rp13,96 triliun pada tahun lalu.

Angka realisasi investasi melampaui target yang diberikan pemerintah pusat sekitar Rp9 triliun.

Secara umum, realisasi investasi di Kaltara masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp7,52 triliun. Sementara realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di angka Rp6,44 triliun.

Total ada 675 proyek investasi PMDN yang berjalan di Kaltara pada tahun 2022.

Adapun dari kategori PMA sebanyak 137 proyek. Namun ada sebagian proyek yang tidak menyumbang realisasi investasi di tahun lalu.

Secara lengkap, peringkat tertinggi realisasi investasi kategori PMDN ada di sektor pertambangan sebesar Rp2,70 triliun.

Kemudian diikuti sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp2,08 triliun, sektor listrik, gas dan air sebesar Rp1,44 triliun dan sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan sebesar Rp809,87 miliar.

Lalu, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp175,04 miliar, sektor industri kayu sebesar Rp110,37 miliar, sektor industri makanan sebesar Rp80,08 miliar dan sektor perdagangan serta reparasi sebesar Rp47,55 miliar.

Adapun, peringkat berikutnya pada sektor kehutanan sebesar Rp26,63 miliar, sektor konstruksi sebesar Rp11,67 miliar, sektor industri kimia dan farmasi sebesar Rp7,99 miliar serta sektor hotel dan restoran sebesar Rp7,90 miliar.

Kemudian, ada sektor jasa lainnya dengan realisasi investasi Rp6,37 miliar, sektor industri mineral non logam senilai Rp3,16 miliar, sektor industri kendaraan bermotor dan sejenisnya sebesar Rp1,72 miliar dan sektor industri logam dasar serta sejenisnya sebesar Rp605 juta.

Adapun, realisasi investasi di sektor industri mesin, elektronik dan sejenisnya hanya Rp4 juta, sektor industri lainnya sebesar Rp1 juta dan nihil realisasi investasi di sektor industri kertas dan percetakan.

Beralih ke kategori PMA, realisasi investasi didominasi sektor industri kertas dan percetakan yang dikabarkan berada di Kota Tarakan. Nilai investasi yang tercatat sebesar USD313,18 juta. Atau setara dengan Rp4,69 triliun (mengacu Kurs Tengah BI 30/1 : Rp14.978).

Realisasi investasi lainnya ada di sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan senilai USD31,29 juta (Rp468,68 miliar), sektor listrik dan gas sebesar USD31,03 juta (Rp464,77 miliar) dan sektor pertambangan sebesar USD29,69 juta (Rp444,77 miliar).

Lalu, realisasi investasi ada di sektor industri logam dasar, barang logam dan sejenisnya sebesar USD20,11 juta (Rp301,21 miliar), sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar USD2,35 juta (Rp35,27 miliar) dan sektor industri makanan sebesar USD1,94 juta (Rp29,16 miliar). 

Kemudian, sektor industri kimia dan farmasi menyumbang realisasi investasi USD540 ribu (Rp8,08 miliar), sektor perumahan, kawasan dan perkantoran sebesar USD171,7 ribu (Rp2,57 miliar) dan sektor perdagangan serta reparasi sebesar USD156 ribu (Rp2,34 miliar).

Di deretan terakhir ada realisasi investasi di sektor hotel dan restoran senilai USD34 ribu (Rp0,52 miliar) dan sektor industri mesin, elektronik dan sejenisnya sebesar USD6,2 ribu (Rp92,86 juta).

Adapun, proyek PMA yang ada di sektor kehutanan, perikanan dan konstruksi tidak menyumbang realisasi investasi sepanjang tahun 2022. (***)

No More Posts Available.

No more pages to load.