Pengertian Pilek dan Cara Mengatasinya, Apa Dampak dan Penyebabnya !
Pilek mudah menyebar dari satu orang ke orang lain atau saat menyentuh permukaan yang terpapar virus. Mereka dapat hidup di permukaan suatu benda dalam waktu yang lama. Maka dari itu, pengidapnya perlu berada di rumah hingga benar-benar sembuh agar tidak menyebarkan ke orang lain.
Kotawaringin Barat, Borneo24- Musim saat ini sangat gampang diserang pilek. Untuk perlu diketahui apa penyebab pilek dan cara mengetasinya.
Pengertian Pilek
Pilek adalah kondisi yang terjadi pada seseorang saat pengidapnya mengeluhkan adanya hidung tersumbat dan berair. Umumnya kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau alergi sehingga bisa mengganggu aktivitas pengidapnya sehari-hari. Gangguan ini sebenarnya adalah infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas dan disebabkan oleh virus.
Pilek mudah menyebar dari satu orang ke orang lain atau saat menyentuh permukaan yang terpapar virus. Mereka dapat hidup di permukaan suatu benda dalam waktu yang lama. Maka dari itu, pengidapnya perlu berada di rumah hingga benar-benar sembuh agar tidak menyebarkan ke orang lain.
Penyebab Pilek
Ada banyak virus pernapasan yang dapat menjadi penyebab pilek, tetapi jenis yang paling umum adalah rhinovirus. Virus ini juga dapat memicu serangan asma dan kerap dihubungkan dengan infeksi sinus dan telinga. Beberapa jenis virus lainnya yang dapat menyebabkan pilek adalah virus pernapasan syncytial, virus parainfluenza, adenovirus, coronavirus, dan metapneumovirus.
Beberapa penyebab pilek lainnya adalah:
- Infeksi bakteri.
- Alergi, terpapar zat yang memicu alergi seperti debu atau bulu binatang.
- Efek samping obat-obatan.
- Paparan udara dingin atau kering, kondisi ini bisa mengubah keseimbangan cairan di dalam saluran hidung.
Faktor Risiko Pilek
Faktor risiko yang menyebabkan seseorang rentan mengalami pilek antara lain adalah:
- Anak-anak berusia kurang dari 6 tahun memiliki risiko yang tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.
- Orang-orang dengan sistem imun kurang baik, contohnya seseorang yang memiliki penyakit kronik.
- Kebiasaan merokok.
- Berada di lingkungan yang banyak orang mengidap pilek.
- Kurang tidur, karena bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.
- Faktor cuaca: Anak-anak dan orang dewasa lebih rentan terkena pilek saat cuaca sedang dingin. Di Indonesia layaknya musim hujan.
- Kelembaban yang rendah mampu menyebabkan saluran hidung kering yang lebih rentan terhadap virus flu.
Gejala Pilek
Seseorang yang terserang pilek biasanya mengalami keluhan berupa hidung tersumbat, bersin-bersin, dan hidung berair. Gejala ini biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah seseorang terpapar virus. Namun, dalam beberapa kasus pilek juga bisa menimbulkan gejala-gejala lainnya, seperti:
- Nyeri kepala.
- Berkurangnya daya penciuman dan pengecapan.
- Nyeri menelan.
- Gatal pada tenggorokan.
- Nyeri pada wajah.
- Mata berair.
- Nyeri telinga.
- Nyeri otot dan sendi.
- Nafsu makan menurun.
- Rasa lemas pada tubuh.
- Badan atau kepala yang terasa tidak nyaman.
- Demam ringan.
Kamu juga perlu tahu waktu yang tepat untuk ke dokter saat merasakan gejala yang lebih parah. Berikut beberapa gejalanya untuk orang dewasa dan anak-anak yang membutuhkan bantuan medis:
Orang Dewasa
Beberapa gejala yang perlu mendapatkan pemeriksaan dokter segera adalah:
- Gejala yang dirasakan semakin parah atau tidak membaik meski sudah minum obat.
- Demam di atas 38,5 C dan terjadi lebih dari tiga hari.
- Demam kambuh kembali setelah sembuh.
- Alami sesak napas.
- Kesulitan bernapas atau mengi.
- Sakit tenggorokan yang parah, sakit kepala, atau sakit sinus.
Anak-anak
Anak-anak juga perlu mendapatkan bantuan medis jika mengalami beberapa gejala berikut:
- Demam dengan suhu 38 C pada bayi baru lahir hingga usia 12 minggu.
- Demam yang terjadi lebih dari dua hari pada anak di semua usia.
- Alami sakit kepala, sakit tenggorokan, atau batuk.
- Kesulitan bernapas atau mengi.
- Alami sakit telinga.
- Anak rewel yang parah.
- Alami rasa kantuk yang tidak biasa.
- Nafsu makan menurun.
Diagnosis Pilek
Jika dokter mendiagnosis seseorang terserang pilek, pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengatasi gejala hingga virus tersebut menghilang dengan sendirinya. Diagnosis pilek yang umum dilakukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pada pilek, pemeriksaan penunjang tidak memiliki peranan penting, kecuali jika dicurigai penyebab terjadinya pilek adalah suatu infeksi. Maka pemeriksaan untuk mencari alergen dapat dilakukan. Pemeriksaan dapat melalui pemeriksaan laboratorium darah, dan dapat dilakukan dengan pemeriksaan patch test atau prick test.
Pengobatan Pilek
Penanganan pilek dibagi berdasarkan penyebab terjadinya pilek. Apabila penyebab pilek adalah suatu infeksi, maka perlu diketahui organisme penyebabnya. Jika organisme penyebab adalah bakteri, perlu diberikan terapi antibiotik. Sedangkan jika penyebabnya virus, hal yang perlu dilakukan adalah terapi suportif, seperti:
- Obat penurun demam, jika pilek disertai dengan demam.
- Nasal dekongestan.
- Istirahat cukup.
- Makan seperti biasa.
- Menjaga agar suhu ruangan tidak terlalu dingin.
Jika pilek terbukti disebabkan oleh alergi, pengidapnya perlu menghindari alergen yang menjadi pemicunya. Beberapa pemicu pilek, seperti debu, udara dingin, dan pollen. Pastikan juga untuk mengonsumsi obat anti-alergi untuk mengurangi gejala dari pilek akibat alergi.
Meskipun infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya, pilek pada anak-anak perlu diwaspadai dan diberikan perhatian. Pasalnya, pilek yang tidak diobati ini dapat semakin parah dan menyebabkan komplikasi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi, seperti infeksi telinga atau infeksi sinus. Hal ini dapat menjadi sebuah pemicu timbulnya serangan asma bagi pengidap asma.
Komplikasi Pilek
Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi disebabkan oleh pilek, seperti:
- Infeksi telinga akut (otitis media): Gangguan ini akibat bakteri atau virus yang memasuki ruang di belakang gendang telinga. Gejala umumnya adalah sakit telinga atau demam kembali setelah pilek.
- Asma: Pilek dapat memicu terjadinya mengi atau sulit bernapas dan menyebabkan asma. Pada seseorang yang memiliki asma, gangguan ini bisa semakin buruk.
- Sinusitis akut: Flu yang tidak sembuh dapat menyebabkan pembengkakan, peradangan, hingga infeksi pada sinus.
- Infeksi lainnya: Gangguan ini juga dapat menyebabkan gangguan infeksi lainnya, seperti radang tenggorokan, pneumonia, dan bronkiolitis.
Pencegahan Pilek
Pencegahan pilek akibat infeksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
- Vaksinasi flu satu tahun sekali.
- Makan makanan yang bersih dan sehat.
- Berolahraga dengan teratur untuk menjaga agar tubuh selalu fit.
- Tidak berdekatan dengan orang lain yang sedang pilek.
- Tidak berbagi makanan dan minuman dari alat makan yang sama dengan orang lain yang sedang pilek.
- Selalu higienis dengan rajin mencuci tangan terutama sebelum makan.
Sedangkan pilek akibat alergi dapat dicegah dengan menjauhi alergen. Jika alergen adalah sesuatu yang sulit dihindari seperti debu, maka pengidap disarankan untuk menggunakan masker supaya paparan terhadap debu dapat berkurang.