Kalimantan Timur, Borneo24.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus meningkatkan kapasitas nelayan di Kalimantan Timur guna mendukung program penangkapan ikan terukur dan Kampung Nelayan Maju (Kalaju). Selain membekali kemampuan perawatan motor kapal perikanan, para nelayan tersebut juga dilatih membuat alat tangkap secara mandiri
Pada 12-13 Juli 2022, KKP melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) menggelar kegiatan Pelatihan Perawatan Motor Bensin Kapal Perikanan di Kota Samarinda dan Pelatihan Membuat Alat Tangkap Rawai Dasar di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim.
Pelatihan ini difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung di bawah supervisi Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh) BRSDM secara blended training. Sebanyak 300 peserta dari kalangan masyarakat nelayan di kedua kota tersebut antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta menyampaikan, melalui pelatihan ini, diharapkan akan banyak pelaku utama dan pelaku usaha maupun kelompok yang menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi perawatan mesin kapal perikanan dan pembuatan alat tangkap rawai dasar ini. Tujuannya untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap, khususnya di kedua kota tersebut.
“Dengan banyaknya nelayan dan kelompok yang dapat dijangkau melalui pelatihan ini maka akan mendukung keberhasilan dan pengembangan program unggulan KKP, yaitu penangkapan terukur dan kampung perikanan. Selain itu, dengan terwujudnya pengembangan kampung-kampung perikanan maka produksi perikanan akan semakin tinggi, dan memberikan sumbangan ekonomi yang besar dari sektor perikanan,” lanjutnya.
Pelatihan ini diselenggarakan mengingat selama ini nelayan di Kota Samarinda menangkap ikan menggunakan kapal mesin motor agar efisien waktu dan biaya operasional, serta pendapatan melimpah, namun seringkali saat berada di tengah laut, terjadi kemacetan mesin yang dapat membahayakan nelayan karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam merawat mesin.
Selain itu, saat menangkap ikan, dibutuhkan alat tangkap yang ramah lingkungan untuk menjaga ekosistem laut, salah satunya alat tangkap rawai dasar. Alat tangkap rawai dasar atau bottom long line merupakan alat penangkap ikan pancing yang terdiri dari tali panjang berderet dengan jarak tertentu yang ujungnya diberi mata pancing.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, melalui kegiatan pelatihan ini dapat mendukung nelayan untuk memiliki kompetensi yang berujung pada peningkatan hasil produksi.
“Dua pelatihan ini, untuk mendukung nelayan agar memiliki kompetensi sehingga mampu memiliki produktivitas yang berujung pada peningkatan hasil porduksi berkelanjutan.
Ke depannya, lewat pelatihan ini dapat memberikan alternatif peluang usaha nelayan untuk membuka jasa service mesin kapal perikanan atau pembuatan alat tangkap rawai dasar.
Selain itu juga melalui pelatihan ini, dengan banyaknya nelayan yang dilatih dapat menerapkan ilmu dan dapat mendukung keberhasilan serta pengembangan program KKP, tentunya berujung pada pembangunan Kalaju,” jelas Lilly.
“Saya sangat senang atas kolaborasi Komisi IV dengan KKP, karena telah terselenggara kegiatan ini. Ini merupakan salah satu bentuk dukungan untuk mendorong keberhasilan program-program KKP yang bermanfaat untuk masyarakat khususnya nelayan tangkap atau budidaya.
Pelatihan alat tangkap dan mesin kapal ini, juga ditujukan untuk nelayan terutama pada peningkatan SDM. Maka hari ini, apa yang telah diselenggarakan semua nelayan terbantu dan ke depan dapat memenuhi kebutuhan pangan di Provinsi Kalimantan Timur,” ucapnya.
Adanya kegiatan ini, mendapat respon positif dari Pemerintah Daerah setempat. Kepala Dinas Perikanan Kota Samarinda, Sam Syaimun menyampaikan kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi peserta.
“Saya mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan pelatihan ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada KKP dan juga Wakil Ketua Komisi IV yang telah membantu masyarakat Kota Samarinda dalam memberikan pembekalan materi pelatihan ini,” tuturnya.
Sebelumnya untuk mendukung terwujudnya program Kalaju, KKP melalui BRSDM juga menggelar kegiatan Pelatihan Pembuatan Alat Tangkap Gurita pada 7 Juli 2022 secara full online. Kegiatan pelatihan tersebut difasilitasi oleh BPPP Banyuwangi dengan diikuti sebanyak 452 peserta dari 34 Provinsi di Indonesia, termasuk 76 peserta dari Kalaju Desa Tasikmadu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.