Kalimantan Utara, Borneo24.com – Sejak 7 Januari, subsidi penerbangan perintis subsidi sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Kalimantan Utara.
Meski begitu, frekuensi penerbangan ke beberapa daerah terpaksa dikurangi, karena adanya kenaikan biaya operasional.
Jumlah penerbangan, terpaksa menyesuaikan dengan nilai subsidi dari pemerintah.
Pengurangan frekuensi terjadi di beberapa rute penerbangan. Seperti Tarakan – Long Bawan yang semula 4 kali seminggu menjadi 2 kali; rute Nunukan – Long Bawan dari 3 kali seminggu menjadi hanya 1 kali. Hal ini dilakukan karena keterbatasan anggaran dari Kementerian Perhubungan.
Adapun penerbangan keperintisan 2023 ini masih dilaksanakan oleh maskapai Susi Air. Sebanyak 16 rute untuk penumpang, dan 5 rute untuk kargo.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Layanan Umum Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Juwata Tarakan, Ceppy Triono mengatakan, bahwa tidak ada perbedaan rute antara 2022 dibandingkan dengan 2023.
“Semua masih tetap sama. Yang berubah, terkait dengan frekuensi. Artinya, ada beberapa rute yang dikurangi frekuensinya karena adanya kenaikan harga avtur, nilai tukar rupiah terhadap dolar, sehingga harus dilakukan penghitungan biaya operasional pesawat,” jelas Ceppy, Minggu (8/1/2023).
Meskipun demikian, penambahan frekuensi tetap diupayakan. Pihak Bandara Juwata Tarakan telah melakukan pertemuan dengan stakeholder terkait untuk melakukan evaluasi pelaksanaan subsidi angkutan perintis 2022.
“Mereka semua mengharapkan frekuensinya kembali seperti di 2022. Kami mendukung dan mengupayakan agar frekuensi yang berkurang, dapat dibantu menggunakan dana dari pemerintah daerah,” harapnya.
Sementara itu, Gubernura Kaltara, Zainal Arifin Paliwang menambahkan, bahwa Pemprov akan mengupayakan pengembalian frekuensi dengan menggunakan APBD.
Sehingga penerbangan perintis subsidi, baik penumpang maupun kargo bisa sama seperti di tahun lalu.
“Kegiatan subsidi ini sudah ada sejak 2015, hingga saat ini sudah terlaksana 8 tahun. Kita harapkan subsidi ini bisa berjalan dengan baik. Terkait dengan penurunan frekuensi, kita upayakan dari APBD untuk mengembalikannya. Kita siapkan anggaran untuk subsidi,” ungkapnya.
Kaltara yang belum memiliki akses secara baik ke semua daerah, menjadikan subsidi penerbangan perintis ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Oleh karena itu, kehadiran pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat sangat dibutuhkan. Apalagi transportasi udara menjadi satu-satunya akses yang dapat digunakan.
“Dengan adanya subsidi, harga-harga kebutuhan pokok di sana juga bisa kita tekan dengan memberikan bantuan khusus kepada angkutan barang atau kargo. Dengan harapan, masyarakat kita bisa terbantu dengan harga jual di daerah-daerah perbatasan bisa sama dengan harga di Tarakan dan sekitarnya,” sebutnya.