Kekurangan Kalium: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

oleh
Kekurangan kalium (hipokalemia) adalah kondisi ketika kadar kalium dalam darah lebih rendah dari batas normal. Penyebabnya meliputi konsumsi alkohol berlebihan, penyakit ginjal kronis, hingga diare. Untuk mengatasinya, dokter bisa merekomendasikan suplemen kalium atau konsumsi makanan tinggi kalium.

Jakarta, Borneo24.com Kekurangan kalium (hipokalemia) adalah kondisi ketika kadar kalium dalam darah lebih rendah dari batas normal. 

Idealnya, kadar kalium dalam darah adalah sekitar 3,6-5,2 milimol per liter (mmol/L). Namun, jika jumlahnya berada di bawah angka tersebut, gejala-gejala hipokalemia dapat bermunculan. 

Berikut adalah penyebab, gejala, dan cara mengobati kekurangan kalium yang penting untuk diketahui. 

Penyebab kekurangan kalium

Kekurangan kalium dapat disebabkan banyak hal. Salah satunya yang paling umum adalah pelepasan kalium dalam jumlah berlebihan bersama urine akibat obat resep yang meningkatkan frekuensi buang air kecil. 

Obat-obatan yang dikenal sebagai diuretik ini sering kali diresepkan untuk orang yang menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) atau penyakit jantung. 

Selain itu, hipokalemia juga bisa disebabkan berbagai faktor lain sebagai berikut.

  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Penyakit ginjal kronis
  • Ketoasidosis diabetik
  • Diare
  • Konsumsi obat pencahar yang berlebihan
  • Berkeringat berlebihan
  • Kekurangan asam folat
  • Aldosteronisme primer (kelenjar adrenal memproduksi hormon aldosteron berlebihan)
  • Beberapa jenis antibiotik
  • Muntah. 

Gejala kekurangan kalium

Dalam kasus yang ringan, efek kekurangan kalium mungkin tidak ada. Jika memang timbul, berikut adalah beberapa gejala yang bisa dialami penderitanya. 

  • Sembelit
  • Palpitasi jantung
  • Rasa lelah  yang ekstrem
  • Otot melemah dan berkedut
  • Sensasi kesemutan dan mati rasa. 

Apabila kasusnya parah, berikut adalah ciri-ciri kekurangan kalium yang dapat terjadi. 

  • Otot berkedut
  • Kram otot
  • Kelemahan otot yang parah dan menyebabkan kelumpuhan
  • Tekanan darah rendah (hipotensi)
  • Sakit kepala ringan atau pingsan
  • Irama jantung tidak normal (aritmia)
  • Buang air kecil berlebihan (poliuria)
  • Rasa haus yang berlebihan (polidipsia). 

Penderita hipokalemia juga bisa mengalami sesak napas akibat kekurangan kalium yang sifatnya parah. 

Sebab, bernapas membutuhkan beberapa otot, terutama diafragma, untuk membantu paru-paru menghirup dan mengembuskan udara. 

Ketika kadar kalium dalam darah sangat rendah, paru-paru mungkin tidak mengembang dan berkontraksi dengan baik sehingga menyebabkan sesak napas. 

Lebih jauh lagi, kekurangan kalium yang sangat parah bisa menyebabkan paru-paru berhenti bekerja. Situasi ini dapat berakibat fatal dan mengancam nyawa penderitanya. 

Penyakit akibat kekurangan kalium lainnya yang bisa terjadi adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). 

Sebagai informasi, memiliki keseimbangan elektrolit sangatlah penting untuk menjaga tekanan darah yang sehat. 

Mengonsumsi natrium berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah pada sebagian orang. Sementara itu, kekurangan kalium bisa memicu efek serupa. 

Tugas kalium adalah membantu ginjal untuk membuang kelebihan natrium lewat urine. 

Apabila tubuh tidak mempunyai kadar kalium yang cukup, ginjal berpotensi menyerap kembali natrium ke dalam aliran darah dan memicu hipertensi seiring berjalannya waktu. 

Kebutuhan kalium per hari yang perlu dipenuhi

Berikut adalah kebutuhan kalium per hari berdasarkan usia dan jenis kelamin.

1. Pria

  • Bayi baru lahir – 6 bulan: 400 miligram (mg)
  • 7-12 bulan: 860 mg
  • 1-3 tahun: 2.000 mg
  • 4-8 tahun: 2.300 mg
  • 9-13 tahun: 2.500 mg
  • 14-18 tahun: 3.000 mg
  • 19-50 tahun: 3.400 mg
  • 51 tahun ke atas: 3.400 mg.

2. Wanita

  • Bayi baru lahir – 6 bulan: 400 mg
  • 7-12 bulan: 860 mg
  • 1-3 tahun: 2.000 mg
  • 4-8 tahun: 2.300 mg
  • 9-13 tahun: 2.300 mg
  • 14-18 tahun: 2.300 mg
  • 19-50 tahun: 2.600 mg
  • 51 tahun ke atas: 2.600 mg.

3. Ibu hamil 

  • 14-18 tahun: 2.600 mg 
  • 19-50 tahun: 2.900 mg.

4. Ibu menyusui

  • 14-18 tahun: 2.500 mg
  • 19-50 tahun: 2.800 mg. 

Cara mengatasi kekurangan kalium

Cara mengobati kekurangan kalium yang sifatnya ringan atau sedang adalah mengonsumsi suplemen kalium. 

Konsumsi 60-80 mmol suplemen kalium per hari selama beberapa hari biasanya sudah cukup untuk mengobati hipokalemia ringan dan sedang. 

Itulah mengapa penderita hipokalemia disarankan untuk terus mengikuti anjuran dokter terkait konsumsi suplemen kalium agar hasil pengobatannya maksimal. 

Dalam beberapa kasus, dokter juga perlu menyesuaikan konsumsi obat-obatan yang memicu kekurangan kalium atau mengobati kondisi medis yang menyebabkan hipokalemia, misalnya diare, muntah, atau gangguan makan. 

No More Posts Available.

No more pages to load.