Empat Desa di Babirik Gunakan Drone Basmi Gulma

oleh
Petani Memanfaatkan Drone Untuk Membasmi Gulma di Kecamatan Babirik, HSU.

Kalimantan Selatan, Borneo24.com Petani di Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), kini mulai memanfaatkan drone pertanian. Mereka menggunakan untuk membantu membasmi tumbuhan gulma.

Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan di empat desa di kecamatan Babirik  yaitu Desa Kalumpang Luar, Murung Panti Hulu, Murung Panti Hilir dan Sungai Luang Hilir yang pembiayaannya bersumber dari Dana Desa sektor pertanian.

Kepala Desa Kalumpang Luar, Darmansyah di Babirik,  mengatakan, pemerintah desa mempertimbangkan beberapa opsi untuk membasmi gulma di lahan pertanian salah satunya menggunakan teknologi drone

“Kalau peraturan pamerintah masih membolehkan 20% dana desa untuk porsi pertanian maka kami semua kepala desa di Kecamatan Babirik akan melakukan pembasmian gulma dilahan pertanian menggunakan drone ,” ujar Darmansyah.

Darmansyah mengatakan,  keputusan menggunakan drone sudah melalui musyawarah desa  dengan pertimbangan opsi-opsi lain termasuk pengerjaan pembasmian secara manual.

Ketua APDESI Babirik ini juga mengatakan, opsi -opsi yang ditawarkan dalam musyawarah desa  memiliki kelebihan dan kekurangan dimasing – masing, antara lain pengerjaan secara manual  seperti yang pernah kami laksanakan pada 2019 atau dengan alat berat namun butuh biaya yang besar.

Ia mengatakan, banyaknya tumbuhan gulma yang menyebar di lahan pertanian di wilayah  Kecamatan Babirik  terutama yang berjenis tanaman Putri Malu Raksasa (Giant Mimisa) yang pertumbuhan dan penyebarannya tak terkendali serta sangat sulit untuk dibasmi.

Demontrasi drone di Desa Kalumpang Luar disaksikan Camat Babirik, para kepala desa, Petugas Penyuluh Kecamatan, anggota Babinsa, Babinkabtimas, kelompok tani dan tokoh masyarakat setempat

Berkerjasama dengan salah satu perusahaan swasta dibidang agro industri dalam hal peralatan dan operator, berharap selain dapat dimanfaatkan untuk pertanian juga dapat dimanfaatkan untuk perikanan jika nanti  kegiatan ini berhasil membasmi gulma atau putri malu raksasa.

Ia menjelaskan penyemprotan nantinya  menggunakan drone dji mg1p yang mampu membawa 10 liter air yang cukup untuk menyemprot lahan seluas satu hektar dengan waktu cuma beberapa menit.

“Tekhnologi drone sprayer remote controlling atau penyemprotan racun tumbuhan menggunakan peralatan yang dapat terbang di atas permukaan gulma  yang dikendalikan oleh operator,” jelasnya.

Tidak disebutkan berapa biaya penggunaan drone dan nama perusahaan yang menyewakan mesin drone, namun tiap desa akan mampu menganggarkan melalui Dana Desa  melalui persetujuan musyawarah desa tentunya.

No More Posts Available.

No more pages to load.