Jakarta, Borneo24.com – Kondisi darah kental (hiperkoagulasi) berisiko tinggi mengalami pembekuan darah atau darah lebih mudah menggumpal dari biasanya. Mengenali penyebab dan ciri-ciri pengentalan darah bisa membantu Anda untuk waspada.
Pengentalan darah, darah kental, atau hiperkoagulasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan darah lebih mudah menggumpal dari biasanya. Ini juga tergolong sebagai gangguan pembekuan darah.
Ciri-ciri pengentalan darah
Mengutip Cleveland Clinic, pengentalan (koagulasi) darah normal penting untuk menghentikan luka dari perdarahan agar proses penyembuhannya lancar. Namun, pembekuan atau penggumpalan darah berlebihan bisa menyebabkan masalah untuk tubuh.
Biasanya, darah kental tidak menimbulkan gejala sampai akhirnya terbentuk gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah. Umumnya, kondisi ini menyebabkan rasa sakit dan memengaruhi sirkulasi area yang menggumpal.
Berikut adalah beberapa gejala atau ciri saat tubuh mengalami pengentalan darah:
- Pusing
- Penglihatan kabur
- Mudah memar
- Perdarahan menstruasi yang berlebihan
- Sakit kepala
- Tekanan darah tinggi
- Kulit terasa gatal
- Merasa kekurangan energi
- Sesak napas
Sebaiknya, segera pergi ke dokter untuk melakukan tes koagulasi atau pengentalan darah.
Penyebab pengentalan darah
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang memiliki darah kental atau hiperkoagulasi. Terlalu banyak trombosit atau protein tertentu pun bisa membuat seseorang mengalami hiperkoagulasi.
Pengentalan darah umumnya adalah kondisi yang bersifat genetik. Ada kemungkinan tubuh memiliki kecenderungan dalam membentuk gumpalan darah lebih mudah.
Selain itu, pengentalan darah juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu, seperti efek pembedahan, trauma, obat-obatan, atau kondisi medis lainnya.
Berikut adalah beberapa kondisi medis yang meningkatkan risiko penyebab pengentalan darah:
1. Polisitemia vera
Polisitemia vera (PV) adalah kelainan darah yang berasal dari sumsum tulang.
Kelainan ini menyebabkan sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang menyebabkan pengentalan darah.
Kemungkinan, PV terjadi karena adanya perubahan genetik setelah pembuahan.
Kondisi ini bisa memengaruhi sekitar 44 hingga 57 di setiap 100.000 orang. Menurut National Organization for Rare Disorder, biasanya PV muncul setelah usia 60 tahun.
2. Covid-19
Meski penelitian masih terus dilakukan, Covid-19 diduga jadi salah satu penyebab pengentalan darah. Covid-19 adalah penyakit yang sangat kompleks. Virus dapat menyerang tubuh dengan berbagai cara, mulai dari organ serta jaringan tubuh termasuk pengentalan darah.
National Heart, Lung, and Blood Institute menjelaskan, sebagian orang yang mengalami Covid-19 mengalami penggumpalan darah yang tidak normal, termasuk di pembuluh darah terkecil.
Kemungkinan, pemicunya adalah tingginya tingkat peradangan serta badai sitokin. Umumnya, terjadi pembekuan darah di paru-paru (emboli paru) dan kaki (deep vein thrombosis).
3. Waldenström macroglobulinemia
Waldenström macroglobulinemia adalah jenis penyakit limfoma non-Hodgkin yang langka.
Tubuh memproduksi protein antibodi dalam jumlah besar, yaitu immunoglobulin M. Hal inilah yang menyebabkan pengentalan darah serta gejala mimisan, gusi berdarah, anemia, hingga kesemutan.
Menurut American Cancer Society, ada sekitar 1.000-1.500 diagnosis kondisi waldenström macroglobulinemia baru setiap tahunnya.
4. Lupus
Jenis systemic lupus erythematosus bisa menyebabkan pengentalan darah. Lupus adalah penyakit autoimun. Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Kondisi tersebut dapat berdampak pada tubuh dalam berbagai cara, termasuk meningkatkan risiko pembekuan darah.
Selain itu, penyakit lupus membuat tubuh memproduksi antibodi antifosfolipid secara berlebihan yang menyebabkan penggumpalan darah.
5. Faktor V leiden
Faktor V leiden adalah hasil dari mutasi genetik yang meningkatkan risiko pengentalan darah, terutama di bagian pembuluh darah dalam.
Pada orang yang sehat, suatu protein dalam darah yang disebut protein C dapat mengatur aktivitas faktor pembekuan darah, yaitu faktor V. Namun, protein C penderita faktor V leiden tidak bisa mengatur aktivitas faktor pembekuan V itu.
Ini bisa menyebabkan pengentalan darah dan risiko pembekuan darah berlebihan.
6. Kekurangan protein C, S, dan antithrombin
Tubuh memproduksi antikoagulan alami, seperti protein C, protein S, dan antithrombin.
Akan tetapi, ada sebagian orang yang kadar antikoagulan alaminya rendah. Maka dari itu, hal ini menyebabkan pengentalan darah serta pembekuan darah lebih tinggi.
Kemungkinan, penyebabnya adalah faktor genetik atau kondisi medis yang berkembang.
Cara mengatasi pengentalan darah
Apabila pengentalan darah memengaruhi proses pembekuan darah, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan sebagai cara mengatasinya, seperti:
- Terapi antiplatelet, obat-obatan pengencer darah, seperti aspirin untuk membantu mencegah sel darah membentuk gumpalan berlebih.
- Terapi antikoagulasi, obat seperti warfarin bekerja pada faktor koagulasi untuk mencegah pembekuan darah berlebih atau terlalu cepat.
- Trombolitik, dokter mungkin menggunakan obat penghilang gumpalan darah dalam situasi darurat.
Resep obat akan diberikan apabila kondisi pengentalan darah bisa membahayakan jiwa.