Jakarta, Borneo24.com – Mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) edisi Vokasi yang dikirim ke Australia dan Irlandia memperkenalkan Budaya Indonesia lewat makanan.
Melalui makanan khas Indonesia, mereka mengajak masyarakat lokal dan mahasiswa internasional lainnya berkenalan dengan Indonesia.
Sejak diberangkatkan ke La Trobe University, Australia; Rania dan lima temannya telah melakukan banyak kegiatan yang mengasah kemampuan akademik, kompetensi keahlian, dan kepemimpinan mereka.
Selain merasa rindu dengan kampung halaman, mereka pun ingin mengenalkan budaya Indonesia lewat makanan. Tercetuslah ide Indonesian Foods Dinner atau makan malam dengan hidangan masakan Indonesia.
Rania dan teman-temannya mengundang mahasiswa lokal dan internasional La Trobe University ke acara makan malam mereka.
Umumnya para tamu undangan ini belum pernah berkunjung ke Indonesia. Meski acara diselenggarakan secara sederhana, sambutan hangat pun tetap diberikan kepada para mahasiswa IISMA Vokasi itu.
Mereka berharap kegiatan serupa kembali dilaksanakan dalam acara budaya di kampus mereka sehingga semakin menarik minat mahasiswa lainnya.
Riska Rania Putri Herlindya, mahasiswa asal Politeknik Negeri Malang yang akrab disapa Rania memaparkan mereka menyajikan banyak makanan khas Indonesia seperti semur ayam, perkedel, sosis solo, sambal, es campur, dan lain-lain agar mereka dapat mengenal keberagaman budaya melalui sajian kuliner khas Indonesia.
Lain Rania, lain pula Vyrgan Canggiancen. Bersama lima temannya yang belajar di Shannon College of Hotel Management, Irlandia, Vyrgan mengadakan Indonesia Youth Pledge Day, pada Kamis (27/10). Acara ini merupakan ajang untuk mengenalkan budaya Indonesia ke staf dan mahasiswa lain.
“Kami merupakan duta Indonesia di Irlandia, bisa memperkenalkan budaya dan juga kekayaan yang ada di Indonesia. Diharapkan Indonesia beserta segala kekayaan dan budayanya dapat dikenal di kancah dunia internasional. Dimulai dari lingkungan kecil, lingkungan kampus, perlahan menuju jenjang yang lebih luas,” jelas Vyrgan.
“Banyak orang yang merasa kagum dengan kecantikan ukiran pada pakaian batik dan juga kebaya, melalui hal ini mereka menjadi tertarik dengan kesenian di Indonesia terutama di segi fesyen,” tutur Tania Bong.
Perbedaan budaya yang dialami ketika menjadi mahasiswa IISMA Vokasi, membuka pandangan baru tentang keberagaman yang dapat dikaitkan kembali dengan semboyan negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika.
Rasa bangga dan cinta terhadap tanah air semakin tinggi, terlebih ketika berada di luar negeri yang jauh dari tanah air.
“Saya selalu memakai kain batik saat bepergian untuk menunjukkan kepada dunia akan kebudayaan Indonesia yang saya cintai,” ungkap Masayoe Adinda yang juga mahasiswa Universitas Gadjah Mada. (***)