Hutan Desa Berlokasi di Tengah Perkebun Sawit, Pohon Tuturan Pernah di ekspor Untuk Minyak Wangi
Jenis jenis tumbuhan untuk minyak wangi berasal dari pohon Tuturan, sedangkan untuk obat Gondok menggunkan tanaman Tebiku dan pernah di Eskpor .

Kotawaringin Barat, Borneo24- Seluas 6 ha, hutan desa yang berada di Padang pasir di Desa Tempayung masih ditemukan. Adanya hutan tersebut tak lepas dari campur tangan Yayasan Orang Utan. Hutan desa tersebut berjarak 5 km dari kantor Desa. Hutan desa tersebut berisikan kayu jenis Balageran dan Gaharu. Dalam hutan itu terdapat jenis jenis tumbuhan yang kerap dipakai untuk obat tradsional dan juga minyak wangi.
Jenis jenis tumbuhan untuk minyak wangi berasal dari pohon Tuturan, sedangkan untuk obat Gondok menggunkan tanaman Tebiku. Mantan Kades Tempayung Eson menjelaskan, sisanya Hutan Desa itu akibat bantuan dari pihak ketiga yaitu Yasayan Orang Utan. Pengelola Yayasan tersebut menam Pohon Balageran dan juga Gaharu.
“ mungkin kalua gak ada Yayasan Orang Utan tersebut, tidak ada lagi hutan di Desa Tempayung. Sudah habis jadi tanaman kelapa sawit” Kata Eson.
Dalam hutan tersebut, tidak ditemukan lagi pohon pohon yang besar, melainkan pohon Balageran yang ditanam dengan tinggi lebih kurang 10 meter. Dan hutan teresebut masih dilestraikan warga dengan tidak mengambil pohon walaupun pondok milik yayasan tersebut sudah tidak ada.” Sekitar 3 tahun lalu ada yang jaga, sekerang gak ada lagi. Tapi kita warga sini tetap menajaga” katanya Eson.
Didalam hutan seluas 6 hektar terdapat jenis jenis pohon dan akar akar yang dijadikan warga untuk obat tradisional. “dulu masih hutan sangat gampang untuk cari obat obat tradisional. Untuk saat ini sangat sulit” tutur Eson.
Pohon Tuturan dan Cara Mendapat Minyak Wangi dengan Tradisonal
Sebelum masuknya perkebunan kelapa sawit 1996, sebagian warga sudah bisa melakukan pengelohan minyak wangi dengan tradisonal. Pohon Tuturan yang gampang di cari dipadang pasir bisa diolah dan sempat do Ekspor ke Negara tetangga yaitu Malaysia. Pohon tuturan itu diolah dengan cara direbus lalu dilakukan penyulingan untuk mendapatkan minyak.
“ dulu warga sudah berhasil ekspor minyak pohon tuturan. Karena sangat banyak tumbuh dan mudah ditemukan di padang pasir. Kalua untuk saat ini sudah mulai punah. Tidak banyak lagi ditemukan” kata Eson.
Untuk menjaga kelastaraian Hutan desa tersebut, saat ia menjabat kerap dilakukan pemantauan keliling dan meminta seluruh warga desa untuk saling menjaga. “hanya itu hutan yang bisa di lihat. Jadi harus kompak menjaga. Kalua musim kemarau, kita kerap lakukan pegawasan untuk memantau titik api agar tidak terbakar” ungkapnya.